Selasa, 13 Agustus 2024 15:52:46 WIB
Tiongkok Menyerukan Tindakan Nyata untuk Mengatasi Ketidakadilan Historis terhadap Afrika
International
Eko Satrio Wibowo

Fu Cong, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB (CMG)
New York, Radio Bharata Online - Seorang utusan Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin (12/8) mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret guna mengatasi ketidakadilan historis terhadap Afrika dan meningkatkan representasi benua itu dalam sistem pemerintahan multilateral.
Fu Cong, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, menyampaikan pernyataan tersebut selama debat tingkat tinggi di Dewan Keamanan PBB. Pertemuan itu, yang dipimpin oleh Presiden Sierra Leone, Julius Maada Bio, Presiden Dewan untuk bulan Agustus 2024, juga menampilkan pengarahan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Presiden Majelis Umum, Dennis Francis.
Fu mencatat bahwa dunia sedang mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, ditandai dengan munculnya Global Selatan dan tren yang tak terbendung menuju multipolaritas. Menurutnya, negara-negara Afrika telah menjadi anggota inti Global Selatan, pemain kunci dalam dunia multipolar, dan peserta penting dalam pemerintahan global.
Fu menekankan bahwa ketidakadilan historis yang dialami oleh Afrika adalah luka moral yang mendalam bagi kemanusiaan dan masalah mendesak yang harus dihadapi oleh masyarakat internasional.
Ia menyerukan pendekatan holistik dan terfokus untuk memperbaiki ketidakadilan ini, dengan tugas utama mendukung negara-negara Afrika di jalur menuju pembangunan berkelanjutan, meletakkan dasar bagi perdamaian abadi. Fu menambahkan bahwa tugas mendasarnya adalah mempercepat reformasi arsitektur tata kelola multilateral untuk meningkatkan representasi dan suara Afrika.
"Bahkan hingga hari ini, beberapa negara Barat masih berpegang teguh pada pola pikir kolonialis dengan sikap sok benar terhadap isu-isu Afrika. Mereka mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Afrika melalui cara-cara finansial, hukum, berbasis sanksi, dan bahkan militer, melakukan penindasan dan kendali yang tidak bermoral atas negara-negara Afrika di bidang mata uang, energi, mineral, dan pertahanan nasional. Untuk memperbaiki ketidakadilan historis terhadap Afrika, pertama-tama kita harus secara tegas menentang sisa-sisa kolonialisme dan segala bentuk praktik hegemonik. Negara-negara Barat harus benar-benar memikul tanggung jawab historis mereka, mengubah arah, menghentikan perbuatan salah termasuk campur tangan dan sanksi eksternal, dan mengembalikan masa depan Afrika kepada rakyat Afrika," jelas Fu.
Utusan tersebut juga menyoroti bahwa Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika akan menyelenggarakan pertemuan puncak baru di Beijing awal bulan depan. Ia menegaskan komitmen Tiongkok untuk bekerja sama dengan Afrika guna melanjutkan persahabatan, memperluas kerja sama, dan bersama-sama membangun komunitas Tiongkok-Afrika tingkat tinggi dengan masa depan bersama.
Fu menambahkan bahwa Tiongkok juga bersedia bekerja sama dengan mitra internasional untuk dengan tulus membantu Afrika berkembang dan bangkit kembali, mengambil tindakan konkret untuk mendukung Afrika dalam mengoreksi ketidakadilan historis, dan mendorong pembentukan tatanan politik dan ekonomi internasional baru yang lebih adil dan masuk akal.
Fu menyimpulkan bahwa langkah-langkah ini akan benar-benar meningkatkan representasi, suara, dan kekuatan pengambilan keputusan Afrika dalam sistem pemerintahan multilateral.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
