Sabtu, 1 Februari 2025 11:10:0 WIB

Peneliti Ini Prediksi Kendaraan Listrik Berpotensi Gantikan Kendaraan Konvensional di Indonesia
Indonesia

Eko Satrio Wibowo

banner

Faris Adnan, Research Coordinator in Energy Demand Management Cluster Group di Institute for Essential Services Reform (IESR) - Bharata Online

Jakarta, Radio Bharata Online - Gelombang tren penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) semakin tinggi di Indonesia. Itu ditunjukkan dengan pengguna EV di Indonesia yang sudah menyentuh angka 200 ribuan, dan banyaknya produsen EV yang sudah merambah pasar otomotif Indonesia, terutama dari Tiongkok.

Mengutip tempo.co, berdasarkan data sistem sertifikasi registrasi uji tipe (SRUT) Kementerian Perhubungan hingga November 2024, ada 195.084 kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia. Jumlah itu terdiri dari 160.578 unit motor listik, 33.555 unit mobil listrik, dan 951 unit kendaraan listrik lainnya.

Menurut Faris Adnan, Research Coordinator in Energy Demand Management Cluster Group di Institute for Essential Services Reform (IESR), keberadaan kendaraan listrik di Indonesia berpotensi menggantikan kendaraan konvensional di masa depan. Pasalnya, itu sejalan dengan Paris Agreement yang telah disetujui oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2016 lalu.

"Indonesia ini sudah menyetujui perjanjian Paris Agreement yang di mana kita itu harus mengikuti aturan dunia untuk ikut menurunkan emisi, membantu menurunkan emisi supaya suhu bumi kita itu naiknya tidak melebihi 1,5 derajat," ujar Faris.

Selain itu Faris juga menekankan bahwa dengan adanya kendaraan listrik bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Indonesia yang sangat besar dan masalah oversupply listrik yang saat ini tengah dialami oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Kita ini importir BBM yang cukup besar, 50 persen BBM yang kita konsumsi itu berasal dari impor, dan ini yang ingin kita substitusi dengan barang-barang domestik. Di sisi lain, penghasilan listrik kita juga oversupply, yang di mana pembangkit kita itu menghasilkan listrik lebih banyak dari kebutuhannya. Ini juga bisa diserap oleh kendaraan listrik. Sebagai data tambahan, di tahun 2022 saat perang Rusia-Ukraina kemarin, satu hari itu subsidi negara untuk BBM Rp1,5 triliun. Jadi kalau ini kita bisa substitusi, intinya ketahanan energi kita juga akan meningkat," jelasnya. 

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner