Sabtu, 2 November 2024 10:54:13 WIB

KBRI Beijing Promosikan Lokasi Syuting Film Tanah Air ke Sineas Tiongkok
Hiburan

Antara/AP Wira

banner

Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Beijing Dewi Avilia berbicara dalam simposium di rangkaian "Indonesia Movie Weekend Festival" di Beijing pada Jumat (01/11/2024) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

BEIJING, Radio Bharata Online - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing mempromosikan keunggulan Indonesia sebagai lokasi syuting kepada para pegiat film di Tiongkok.

Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Beijing Dewi Avilia di Beijing pada Jumat(01/11) menyebut, seiring dengan pelonggaran pembatasan perjalanan, kami telah melihat lonjakan minat luar biasa dari rumah-rumah produksi Tiongkok yang ingin membuat film di Indonesia. Selama periode 2022-2023, KBRI Beijing menerima tiga permintaan dari rumah produksi Tiongkok untuk menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting terutama ke Bali dan Gunung Bromo.

Dewi menyampaikan hal tersebut saat membuka simposium dalam rangkaian "Indonesia Movie Weekend Festival" yang berlangsung pada 1-2 November 2024 dengan memutarkan empat film Indonesia yaitu Kadet 1947, Glenn Fredly The Movie, Gampang Cuan dan Tulang Belulang Tulang.

Dewi mengungkapkan, setidaknya ada tiga alasan kenapa menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting. Pertama adalah karena Indonesia punya warisan budaya yang kaya seperti berbagai candi kuno, desa tradisional maupun festival yang meriah sehingga menawarkan banyak subjek menarik untuk dijelajahi oleh para pembuat film.

Kedua, Indonesia juga punya sumber daya manusia yang punya bakat serta terampil karena industri film di Indonesia telah berkembang pesat termasuk dengan kelengkapan fasilitas produksi canggih dan kru lokal cekatan siap menjadi mitra rumah produksi luar negeri.

Ketiga, pembuatan film di Indonesia hemat biaya sehingga memungkinkan para sineas untuk memaksimalkan sumber daya tanpa mengorbankan kualitas.

Dewi menyebut pada 2022, uang yang beredar dalam industri film di Indonesia mencapai 8,2 miliar dolar AS atau menyumbang 5,1 miliar dolar AS terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menciptakan hampir 387.000 lapangan kerja.

Industri film Indonesia bahkan diprediksi akan terus tumbuh 6,13 persen per tahun hingga 2027.

Ditambahkan oleh Dewi, pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan industri film karena pada periode 2024, industri film Indonesia diprediksi akan menarik hingga 60 juta penonton setelah mencatat pertumbuhan positif pada 2023.

Sejumlah film Hollywood juga diketahui mengambil lokasi syuting Indonesia misalnya film "Eat Pray Love" yang rilis pada 2010 dan dibintangi oleh Julia Roberts melakukan syuting di Pantai Ubud dan Pantai Padang Padang, Bali. Film itu berhasil meraup pendapatan kotor sebesar 204,6 juta dolar AS.

Selanjutnya film thriller Hollywood berjudul Blackhat, yang dibintangi oleh Chris Hemsworth juga mengambil lokasi di jalanan Jakarta yang ramai pada 2015. Sementara film King Kong pada 2005 yang memenangkan Oscar dan sukses secara komersial yaitu memperoleh pendapatan kotor 556,9 juta dolar AS direkam di Pulau Mursala yang eksotis di Sumatera Utara.

Masih ada serial mandarin "Diva Hit the Road" yang diproduksi oleh Hunan TV. Serial itu menyoroti keindahan Yogyakarta, Bali, dan Bromo yang bahkan ditayangkan dalam layanan hiburan dalam pesawat Air China.

Sementara Kepala B2B Marketing dan Komunikasi Produksi Film Negara (PFN) Ihsan Chardiansyah dalam acara yang sama mengatakan sineas Indonesia juga punya sejarah bekerja sama dengan rumah produksi luar negeri misalnya film The Raid adalah kerja sama dengan Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia, kata Ihsan, mendukung pertumbuhan industri film setidaknya lewat tiga lembaga yaitu Indonesia Film and Content Academy (IFCA), Indonesia Film Facilitation (IFFa) dan Indonesia Film Financing (IFF).  Apalagi saat ini, ungkap Ihsan, PFN juga sudah mengadopsi teknologi "Immersive Extende Reality Technology" (ImXR) dan memulai bioskop rakyat (community cinema) untuk menjangkau lebih banyak audiens.

Sedangkan salah satu pegiat film Indonesia yang juga COO Adhya Pictures Shierly Kosasih dalam acara tersebut mengatakan pada 2024 jumlah tiket yang terjual di bioskop Indonesia adalah 70.151.172 tiket untuk sekitar 150 judul film dari sekitar 300 film yang diproduksi.

Shierly menilai tren peningkatan jumlah penonton film ini akan terus berlanjut, namun memang genre horor baik horor komedi maupun horor adaptasi dari film luar masih menjadi yang paling dinikmati. Sekitar 40 persen film di Indonesia adalah film horor," kata Shierly.

Sementara CEO Nanyang Bridge Media Gandhi Priambodho yaitu perusahaan yang berpengalaman dalam menghubungkan sineas Tiongkok dan Indonesia mengungkapkan awalnya masyarakat Tiongkok hanya tahu Bali namun dengan berjalannya waktu semakin banyak lokasi lain di Indonesia menjadi tujuan syuting sineas Tiongkok.

Tony LV dari Komite Investasi Asosiasi Film Tiongkok mengungkapkan bila Indonesia ingin dijadikan lokasi syuting, maka perlu menawarkan insentif apa yang didapat saat merekam gambar di Indonesia. Apalagi film Hollywood di Tiongkoksaat ini tidak lagi terlalu diminati. Namun Tony mengungkapkan. berbeda dengan Indonesia, di Tiongkok tidak bisa ada film horor, jadi gendre apa saja boleh asal bukan horor, itu sudah aturan pemerintah. [Antara]

Komentar

Berita Lainnya

3 Film Mandarin yang Paling Ditunggu di 2023 Hiburan

Rabu, 18 Januari 2023 10:4:8 WIB

banner
Lagu Mandarin No One Called Hey Segera Dirilis Hiburan

Rabu, 18 Januari 2023 11:28:15 WIB

banner
Sinopsis Drama Mandarin Uncanny Destiny (2023) Hiburan

Rabu, 18 Januari 2023 19:17:19 WIB

banner
Drama TV Mandarin "Three-Body" dirilis Hiburan

Jumat, 20 Januari 2023 18:45:58 WIB

banner
9 Film Drama Tiongkok yang Tak Boleh dilewati Hiburan

Senin, 23 Januari 2023 20:3:9 WIB

banner
Drama Mandarin Yang Sedang tayang Di Netflix Hiburan

Jumat, 27 Januari 2023 18:26:21 WIB

banner