New York, Radio Bharata Online - Tiongkok pada hari Kamis (18/9) mengecam Amerika Serikat karena kembali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Jalur Gaza, dan mendesaknya untuk bekerja sama dengan komunitas internasional guna melakukan upaya nyata untuk mengakhiri konflik.

Amerika Serikat pada hari Kamis (18/9) memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Israel untuk segera mencabut semua pembatasan akses dan pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza.

Rancangan tersebut, yang diprakarsai oleh 10 anggota Dewan Keamanan terpilih, juga akan menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza serta pembebasan tanpa syarat, bermartabat, dan segera semua sandera yang ditawan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.

Rancangan tersebut memperoleh 14 suara dukungan dari 15 anggota dewan. AS, sebagai anggota tetap dewan, memiliki hak veto.

Berbicara setelah pemungutan suara, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Fu Cong, menyatakan kekecewaan yang mendalam atas hasil pemungutan suara, seraya mencatat bahwa konflik telah berlangsung selama hampir dua tahun dan memicu apa yang ia sebut sebagai "bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya".

"Hari ini, ketika AS sekali lagi menyalahgunakan hak vetonya, jumlah korban tewas di Gaza telah melonjak menjadi lebih dari 65.000. Kekuatan tidak dapat mencapai perdamaian, begitu pula kekerasan tidak dapat menjamin keamanan. Memperpanjang konflik hanya akan menyebabkan lebih banyak korban dan kebencian. Israel harus segera menghentikan operasi militernya di Gaza dan menghentikan tindakan berbahaya apa pun yang meningkatkan ketegangan. Kami berharap Amerika Serikat akan bekerja sama dengan komunitas internasional, menegakkan posisi yang adil dan bertanggung jawab, serta melakukan upaya sungguh-sungguh untuk mencapai gencatan senjata," kata Fu.

Perwakilan dari berbagai negara juga mengecam keras operasi militer Israel yang berkelanjutan dan penghalangan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza, yang telah menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi dan memicu kelaparan. Mereka juga mengkritik Amerika Serikat karena berulang kali menggunakan hak vetonya untuk mencegah Dewan Keamanan mengambil tindakan. Banyak negara telah menyerukan penerapan "solusi dua negara" untuk menyelesaikan konflik.

Fu mengkritik "mekanisme distribusi militer" untuk bantuan kemanusiaan yang dipromosikan oleh AS dan Israel dan menegaskan kembali bahwa mempersenjatai pasokan kemanusiaan tidak dapat diterima dan melanggar hukum humaniter internasional.

Ia juga mendesak Israel untuk memenuhi kewajibannya sebagai kekuatan pendudukan dengan mencabut pembatasan bantuan dan mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam melaksanakan operasi bantuan kemanusiaan.