Kamis, 20 Maret 2025 14:40:53 WIB
Pejabat FAO: Pertanian Tiongkok yang Tangguh terhadap Iklim Tawarkan Peluang bagi Kerja Sama Global
International
Eko Satrio Wibowo

Carlos Aldeco, Perwakilan FAO di Tiongkok (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Seorang pejabat dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Food and Agriculture Organization (FAO) telah menyoroti kekuatan Tiongkok dalam pertanian yang tahan terhadap iklim, dengan mengatakan bahwa hal itu menawarkan peluang besar bagi kerja sama global dalam praktik pertanian yang adaptif terhadap iklim.
"Kekuatan Tiongkok dalam membangun pertanian yang tahan terhadap iklim terletak pada penerapan kebijakannya yang kuat, adopsi teknologi berskala besar, kapasitas penelitian yang canggih, dan praktik yang ramah lingkungan," Carlos Aldeco, Perwakilan FAO di Tiongkok, mengatakan kepada China Global Television Network (CGTN) dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Menyadari sifat global dari dampak perubahan iklim, Aldeco menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan tersebut.
"Kerja sama internasional dalam pertanian yang tahan terhadap iklim sangatlah penting. Dampak iklim melampaui batas negara. Tiongkok dapat berbagi teknologi tahan iklim yang berhasil dengan negara lain, seperti padi hibrida, tanaman tahan kekeringan, dan sistem irigasi hemat air. Misalnya, melalui Program Kerja Sama Selatan-Selatan (SSC) FAO-Tiongkok, teknologi padi hibrida Tiongkok telah diadopsi di Madagaskar dan beberapa negara berkembang lainnya di Afrika dan Asia," kata Aldeco.
Program SSC Tiongkok-FAO dimulai pada tahun 2009 ketika dana perwalian Tiongkok-FAO senilai 30 juta dolar AS (sekitar 495 miliar rupiah) didirikan untuk kerja sama teknis antarnegara di belahan bumi selatan. Program ini mencakup berbagi pengetahuan, keterampilan, dan inisiatif yang berhasil di bidang-bidang tertentu, seperti pengembangan pertanian, dan mengatasi dampak krisis iklim.
Tiongkok menyumbang 50 juta dolar AS (sekitar 824 miliar rupiah) lebih banyak untuk Tahap II pada tahun 2015. Menyusul penandatanganan Perjanjian Umum Dana Perwalian (Tahap III) antara pemerintah Tiongkok dan FAO baru-baru ini pada tahun 2021, dana tambahan sebesar 50 juta dolar AS disuntikkan untuk mendukung Tahap III.
Ribuan pakar Tiongkok telah dimobilisasi untuk membantu mendorong pembangunan pertanian di belahan bumi selatan melalui proyek SSC FAO-Tiongkok.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
