Jumat, 7 Februari 2025 9:30:20 WIB

Hendak Caplok Gaza, Trump Bakal Segera Dimakzulkan
International

CNBC

banner

Ofisial potrait Presiden AS terpilih Donald Trump. (Trump-Vance Transition Team via CNBC International)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Upaya pemakzulan Donald Trump dari kursi Presiden Amerika Serikat (AS) kembali terjadi. Seorang perwakilan Demokrat mengajukan pasal pemakzulan ke Trump atas rencananya di Gaza.

Al Green, tokoh asal Texas, mengatakan usulan Trump untuk mengambil alih kantong Palestina itu adalah perbuatan pembersihan etnis. 

Langkah ini terungkap di tengah sejumlah keributan di dalam dan luar negeri AS, akibat kebijakan baru Trump yang kontroversial, mulai dari memulangkan migran ke negara asal, membubarkan sejumlah kementerian, pensiun dini pegawai federal hingga perang dagang.

Green mengutip ucapan Tokoh hak-hak sipil Martin Luther King Jr saat mengecam usulan Trump. Trump sendiri berencana memindahkan warga Palestina dari Gaza, dan membangun kembali wilayah yang dilanda perang itu sebagai "Riviera Timur Tengah" milik AS.   Rencana Trump ini dikutuk secara global sebagai pernyataan "keterlaluan", "memalukan", dan "ilegal".

Dikutip dari laman Politico dan The Guardian, Jumat (7/2), Green mengatakan, "Pembersihan etnis di Gaza bukanlah lelucon, terutama jika itu berasal dari presiden Amerika Serikat, orang paling berkuasa di dunia."  

Menurut Green, Dr. King benar. Ketidakadilan di mana pun merupakan ancaman bagi keadilan, dan ketidakadilan di Gaza merupakan ancaman bagi keadilan di Amerika Serikat.

Green mengumumkan bahwa gerakan untuk memakzulkan presiden telah dimulai, atas tindakan-tindakan pengecut yang diusulkan, dan tindakan-tindakan pengecut yang dilakukan.

Sebagai catatan, Trump sempat dimakzulkan dua kali selama masa jabatan pertamanya. Pada tahun 2019 ia dianggap menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres, atas upayanya untuk mencari bantuan dari Ukraina dalam pemilihan presiden tahun berikutnya.  Tahun 2021 ia juga coba dimakzulkan karena menghasut kerusuhan di The Capitol pada tanggal 6 Januari, setelah kekalahannya oleh Joe Biden. Namun Ia dibebaskan di Senat pada kedua kesempatan tersebut. (CNBC)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner