Rabu, 4 September 2024 14:37:40 WIB

Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok-Kongo Berhasil Meningkatkan Layanan Kesehatan dan Memupuk Persahabatan
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Cecile Olivia Boulinzann, Dokter dan Kepala Departemen Pediatri Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok-Kongo (CMG)

Brazzaville, Radio Bharata Online - Sebuah rumah sakit yang dibantu Tiongkok di Republik Kongo tidak hanya memberikan kesehatan bagi masyarakat Kongo, tetapi juga menjadi bukti persahabatan yang kuat antara kedua negara.

Di pinggiran kota Brazzaville, ibu kota Republik Kongo, Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok-Kongo telah memperoleh kepercayaan dari masyarakat setempat.

Diresmikan pada bulan Maret 2013 bersama oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan Presiden Kongo, Denis Sassou Nguesso, rumah sakit ini sering disebut "rumah sakit Tiongkok" karena tim medis Tiongkok selalu berada di sana.

"Dokter Kongo didampingi oleh orang Tiongkok. Kerja sama ini merupakan 'nilai tambah' yang besar," kata Cecile Olivia Boulinzann, Dokter dan Kepala Departemen Pediatri Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok-Kongo.

"Dokter Tiongkok adalah orang-orang yang sangat terbuka dan kompeten. Dan mereka membantu tim Kongo," kata Benjamin Ngakono, Direktur Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok-Kongo.

Tim medis Tiongkok yang saat ini dipimpin oleh Yang Tingshuang itu tiba pada bulan November dan telah mendapat dukungan yang baik dari Ngakono sehingga terjalin kerja sama yang sukses dengan para dokter setempat.

"Direktur Benjamin memberikan dukungan yang besar terhadap pekerjaan kami. Ia sangat kooperatif dan sangat baik," kata Yang, Kepala Tim Medis Tiongkok ke-30 di Republik Kongo.

"Kerja sama ini sangat baik. Kami melakukan intervensi di semua bidang; kami berdiskusi, kami menemukan solusi. Saya mencoba bekerja sama dengan berbagai tim medis Tiongkok yang saling bekerja sama, dan pekerjaan berjalan dengan baik," kata Ngakono.

Kerja sama yang unik ini telah membuat rumah sakit tersebut mendapatkan reputasi yang baik, dengan pasien yang menghargai keahlian Tiongkok.

"Anda tahu, di kota ini, mereka bahkan menyebut rumah sakit ini 'rumah sakit orang Tiongkok'. Itulah yang membuat orang lebih tertarik. Pasien selalu kembali, karena mereka merasa puas, karena mereka tahu bahwa dengan datang ke sini, mereka akan mendapatkan keahlian Tiongkok," kata Boulinzann.

"Ketika orang Tionghoa tidak ada, ada beberapa pasien yang tidak mau datang. Mereka lebih suka menunggu sampai dokter Tionghoa datang," kata Ngakono.

Bagian yang paling terkenal di rumah sakit tersebut adalah pusat oftalmologi yang dibuka pada tahun 2018.

"Saya akan bercerita sedikit. Dokter mata kami pernah mengoperasi seorang pasien. Tentu saja, operasinya gratis. Setelah itu, ia sembuh total dari katarak. Sebagai ungkapan terima kasihnya, ia berjalan lebih dari sepuluh kilometer untuk memberikan sumbangan kepada para dokter mata," kata Yang.

Dari tahun ke tahun, tim terus bekerja keras, dengan tujuan menjadikan rumah sakit ini layak menyandang status istimewanya.

"Di sinilah Presiden Xi Jinping mengajukan empat prinsip bantuan medis Tiongkok ke Afrika pada tahun 2013: menghadapi kesulitan, bersedia berkorban, menyelamatkan yang sakit dan merawat yang terluka, serta menyebarkan persaudaraan tanpa batas. Persaudaraan tanpa batas berarti bahwa ketika kita berhasil, kita berbagi keuntungan dengan orang lain. Kita, orang Tiongkok, memiliki kemampuan dan keinginan untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan," kata Yang.

"Tiongkok memberi kita peralatan. Tiongkok memberi kita tenaga kerja, terutama dokter Tiongkok yang datang untuk membantu kita melaksanakan tugas ini. Jadi, Anda lihat, dalam pengertian inilah Tiongkok dan Afrika membentuk komunitas sejati dengan takdir yang sama," kata Ngakono.

Untuk masa depan, Ngakono sudah memiliki beberapa proyek dalam pikirannya, yakni untuk membuat lebih banyak warga Kongo mendapat manfaat dari kerja sama dengan Tiongkok.

"Ruang ini diperuntukkan bagi perluasan rumah sakit, sehingga dapat dibangun blok oftalmologi. Kita dapat merawat orang sakit di blok itu. Kita memiliki banyak pasien yang datang dengan infeksi mata. Mereka dirawat, tetapi mereka belum dapat dirawat di rumah sakit saat ini. Kami percaya bahwa kerja sama antara Tiongkok dan Kongo di bidang kesehatan memiliki masa depan yang cerah," kata Ngakono.

Kerja sama antara Tiongkok dan Afrika, seperti yang dicontohkan oleh rumah sakit tersebut, menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan layanan kesehatan di kawasan itu.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner