Jumat, 23 Juni 2023 13:32:36 WIB

Gelombang Panas Bikin Ekspor Produk Pendingin Tiongkok Melonjak
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Zhao Xiping, Manajer Umum produsen peralatan listrik di Shenzhen (CMG)

Shenzhen, Radio Bharata Online - Saat musim panas melanda belahan bumi utara, Tiongkok mengalami lonjakan ekspor produk-produk yang tahan panas, seperti AC, kipas angin listrik, dan pakaian pelindung matahari.

Di pusat teknologi selatan Kota Shenzhen, produsen peralatan listrik sedang berusaha keras untuk memenuhi pesanan pemasangan dari klien luar negeri.

Manajer umumnya, Zhao Xiping, mengatakan kipas bertenaga surya adalah item paling laris di pasar luar negeri, terutama di negara dan wilayah yang bergulat dengan krisis listrik. Selain memanfaatkan tenaga surya untuk memberikan angin sejuk di hari yang panas, kipas angin dapat berfungsi sebagai senter di malam hari dan menyalakan ponsel saat dibutuhkan.

"Sejak awal Juni, kami telah menerima 200 hingga 300 pertanyaan setiap hari. Anggota staf di departemen bisnis mengatakan bahwa mereka dibanjiri pesan. Kami telah melihat pesanan mingguan melonjak berkali-kali lipat," ungkap Zhao.

Dengan melonjaknya permintaan dari pelanggan lama dan baru, produksi di perusahaan tersebut telah dijadwalkan hingga akhir Agustus 2023 mendatang.

"Produksi kami sedang diregangkan. Kami biasanya mengirimkan produk kami dalam tujuh hingga 15 hari. Sekarang, pesanan tidak dapat dipenuhi hingga setelah dua bulan. Kami meningkatkan upaya untuk mengembangkan cetakan dan mencoba meningkatkan kapasitas produksi kami musim panas ini," ujar Zhao.

Menurut statistik bea cukai, nilai kipas angin listrik yang diekspor dari Shenzhen mencapai 13 miliar yuan (sekitar 27 triliun rupiah) dalam lima bulan pertama tahun ini, menandai peningkatan 27 persen tahun ke tahun. Di antaranya, ekspor kipas angin ke negara-negara Uni Eropa mencatat peningkatan 64 persen dari tahun ke tahun, dengan total 2,1 miliar yuan (sekitar 4,4 triliun rupiah).

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner