Rabu, 29 Maret 2023 9:53:44 WIB

Kereta Api Belt and Road Beri Dampak Positif untuk Pembangunan Asia Pasifik
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Armida Salsiah Alisjahbana, Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) - (CMG)

Bangkok, Radio Bharata Online - Seorang Pejabat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini mengatakan peningkatan konektivitas yang lahir dari Belt and Road Initiative (BRI) yang diusulkan Tiongkok akan memiliki "efek berlipat" untuk pembangunan regional di Asia-Pasifik melalui proyek-proyek seperti Kereta Api Laos-Tiongkok. 

Armida Salsiah Alisjahbana, Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa kemajuan ekonomi kawasan Asia-Pasifik selama tiga dekade terakhir telah didorong oleh perkembangan perdagangan, dan peluang untuk pembangunan multi-regional sangat terbuka di depan.

Merujuk pada  pembangunan jalur Kereta Api Laos-Tiongkok, Alisjahbana mengatakan bahwa mengubah Laos dari negara yang terkurung daratan menjadi negara yang terhubung dengan daratan telah berdampak besar pada konektivitas kawasan, dan memungkinkan lebih banyak peluang untuk pertukaran dan investasi.

Kereta Api tersebut telah mengangkut lebih dari 1,6 juta ton barang lintas batas negara dan menciptakan lebih dari 100.000 pekerjaan bagi penduduk Laos sejak mulai beroperasi pada tahun 2021 lalu.

"Jika kita menjaga kemajuan, katakanlah, sebelum Covid, (selama) tiga dekade terakhir, kawasan ini telah berubah dan mendapat manfaat yang sangat besar, (dan) lebih kaya di seluruh kawasan. Mengapa? Karena dua (hal), yaitu perdagangan, yang diuntungkan dari rantai nilai regional global. Kedua (adalah) konektivitas," kata Alisjahbana.

Pejabat PBB itu juga menekankan bahwa masih ada ruang untuk mengembangkan jaringan pertukaran di kawasan.

"Kalau konektivitas lebih ditingkatkan di sini, termasuk melalui penghubung, katakanlah, (dengan) negara-negara seperti Laos, yang merupakan negara yang terkurung daratan. Tapi sekarang dengan konektivitas dan kereta api serta transportasi, baik anak muda maupun arus barang, termasuk jasa diharapkan dapat mengalir lebih lancar," jelasnya.

Di luar Asia Tenggara, Alisjahbana mengatakan bahwa perkeretaapian Laos-Tiongkok dapat berfungsi sebagai dasar untuk rencana BRI selanjutnya untuk menghubungkan wilayah lain, yang dapat memberikan hasil ekonomi yang serupa.

"Sudah ada rencana untuk menghubungkan lebih jauh ke Asia Tengah. Jadi (sebelumnya) tidak mungkin. Sebelumnya tidak mungkin (untuk menghubungkan) Asia Tenggara ke Asia Tengah melalui darat. Itu tidak mungkin, tapi sekarang mungkin melalui Laos-Tiongkok dan kemudian Tiongkok ke Asia Tengah, dan Asia Tengah tentu saja dapat terhubung ke seluruh Eropa. Jadi Anda bisa membayangkan efek berganda, efek ekonomi dari semua peluang ini," paparnya.

Mulai Januari, Tiongkok kini telah menandatangani perjanjian BRI dengan kelima negara Asia Tengah, membuka jalan untuk peningkatan transportasi ke dan dari wilayah tersebut melalui kereta api, laut, dan darat.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner