Kamis, 30 Maret 2023 13:52:27 WIB

RCEP Berhasil Tingkatkan Kerja Sama dan Pembangunan di Asia
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Konferensi tahunan Boao Forum for Asia (BFA) 2023 (CMG)

Boao Town, Radio Bharata Online - Para pembicara di konferensi tahunan Boao Forum for Asia (BFA) 2023 pada hari Rabu (29/3) mengatakan Asia-Pasifik akan mendapat manfaat dari peningkatan pembangunan ekonomi dan peningkatan kerja sama sebagai hasil dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP). 

Menurut laporan yang dirilis oleh BFA pada hari Selasa (28/3), sejak mulai berlaku pada 1 Januari 2022, RCEP telah menjadi kekuatan pendorong dalam perdagangan dan pembangunan. Sebagai hasil dari kesepakatan tersebut, tingkat pertumbuhan PDB riil di Asia kini diperkirakan telah mencapai 4,5 persen, meningkat dari 4,2 persen tahun lalu.

Laporan berjudul "Asian Economic Outlook and Integration Progress" menyebutkan perekonomian Asia mempercepat laju pemulihan ekonomi secara keseluruhan pada tahun 2023, yang menjadikan kawasan ini sebagai pemain yang menonjol mengingat perlambatan ekonomi global. 

Berbicara pada sesi BFA, Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, menekankan bahwa skala perjanjian tersebut akan menjadikannya landasan perdagangan dunia yang sangat diperlukan.

"Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, atau RCEP, adalah perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia. RCEP dimaksudkan untuk lebih membebaskan akses pasar di antara para pihak, yaitu negara-negara ASEAN, Tiongkok, Jepang, Republik Korea, Australia, Selandia Baru, di bidang barang, jasa dan investasi, dengan reunifikasi aturan asal secara bertahap, prosedur adat dan standar teknis," ujarnya.  

"Selain itu, ini akan semakin mendorong perluasan dan peningkatan pasar konsumen regional dan mempromosikan pengembangan, pasokan dan nilai industri di kawasan ini," imbuh Hourn ketika berbicara kepada para peserta sesi kerja sama regional Asia-Pasifik.

Saat ini, pertukaran dengan negara-negara anggota RCEP menyumbang lebih dari 30 persen perdagangan luar negeri Tiongkok. Selain itu, kesepakatan tersebut telah mulai berfungsi sebagai dasar untuk promosi kooperatif pemulihan hijau dan pembangunan rendah karbon.

Zhang Jianqiu, Kepala salah satu perusahaan susu terkemuka Tiongkok, berbagi pengalamannya dengan kerja sama lintas batas menuju tujuan lingkungan saat berbicara di sesi tersebut.

"Pangkalan kami di Indonesia menggunakan semua peralatan produksi yang ramah lingkungan dan juga sebagian listrik ramah lingkungan. Kami dapat menghemat 1,21 juta kWh listrik dan mengurangi emisi karbon hingga lebih dari 8.000 ton per tahun," kata Zhang, yang menjabat sebagai CEO Inner Mongolia Grup Industri Yili.

Eksekutif tersebut juga mengomentari peran Tiongkok dalam mendorong pembangunan yang lebih hijau di dalam ekonominya sendiri dan juga di seluruh kawasan.

"Di Tiongkok, kami telah berjuang untuk mencapai tujuan 'karbon ganda', yaitu memuncaknya emisi karbon dioksida sebelum tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Sementara itu, selama pembangunan pangkalan terkait di bagian lain di Asia, kami juga membawa prinsip dan konsep ini ke daerah setempat," imbuh Zhang.

Didirikan pada tahun 2001, BFA adalah organisasi internasional non-pemerintah dan nirlaba yang berkomitmen untuk mempromosikan integrasi ekonomi regional dan membawa negara-negara Asia lebih dekat dengan tujuan pembangunan mereka.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner