Senin, 24 April 2023 13:52:20 WIB

Fotovoltaik Produk Tiongkok di Pasar Global Naik 25% di 2022
Ekonomi

AP Wira

banner

Seorang pekerja memasang panel pembangkit listrik fotovoltaik (PV) di atap sebuah pabrik di Tangshan, Provinsi Hebei, Tiongkok utara, pada 11 Oktober 2022. (Xinhua/Yang Shiyao)

HOUSTON, Radio Bharata Online - Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) pada Jumat (21/4), kapasitas kumulatif global dari fotovoltaik (PV) terpasang dan yang diproduksi khusus sesuai pesanan naik lebih dari 25 persen pada 2022, didorong oleh kenaikan harga-harga produk pasca COVID-19 dan gejolak geopolitik.

Angkanya mencapai sekitar 1,2 terawatt (TW) hingga akhir tahun 2022, dan Tiongkok terus menjadi negara dengan kapasitas terpasang terbesar, menurut laporan Snapshot of Global PV Markets 2023 yang dikeluarkan oleh Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA).

Tahun lalu, total 240 gigawatt (GW) sistem fotovoltaik surya baru dipasang dan diproduksi khusus sesuai pesanan di seluruh dunia, menghasilkan kapasitas kumulatif hingga 1.185 GW, kata laporan yang diterbitkan oleh tinjauan mingguan IEEFA, mengutip data dari PV Tech.

Tiongkok terus mendominasi dalam hal kapasitas baru dan kumulatif, dengan menambahkan kapasitas 106 GW tahun lalu, atau 44 persen dari penambahan global, kata laporan itu.    Uni Eropa (UE) memasang 38,7 GW kapasitas tenaga surya tahun lalu, naik dari 27 GW yang tercatat pada 2021 dan 20 GW pada 2020.

 Dipimpin Spanyol (8,1 GW), Jerman (7,5 GW), Polandia (4,9 GW), dan Belanda (3,9 GW), UE menjadi pasar terbesar kedua dalam hal kapasitas kumulatif dengan kapasitas 209,3 GW, menurut laporan tersebut.

Fotovoltaik Produk China di Pasar Global Naik 25% di 2022-Image-2

Foto dari udara yang diabadikan pada 11 Agustus 2021 ini menunjukkan tempat parkir yang dipasangi panel fotovoltaik di kebun binatang Pairi Daiza di Brugelette, Belgia. (Xinhua/Zhang Cheng)

 Laporan itu juga menyebutkan, Amerika Serikat hanya memasang 18,6 GW kapasitas tenaga surya tahun lalu, turun dari 27 GW pada 2021, di tengah imbas dari masalah perdagangan dan timbunan koneksi jaringan yang belum dikerjakan (backlog) yang mencapai 1 TW proyek tenaga surya, menunggu akses interkoneksi.

  IEEFA merupakan wadah pemikir independen yang mengkaji isu-isu terkait pasar, tren, dan kebijakan energi dengan misi untuk mempercepat transisi ke ekonomi energi yang beragam, berkelanjutan, dan menguntungkan, menurut situs web organisasi tersebut.

sumber: China Daily

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner