Rabu, 7 Agustus 2024 10:50:8 WIB

Pemerintahan Bangladesh Resmi Bubar, Muhammad Yunus Jadi Penasihat
International

CNBC/Endro

banner

Ribuan orang menyerbu dan melakukan penjarahan di kediaman resmi mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, jelang mundurnya sosok yang telah berkuasa selama 15 tahun tersebut. (AFP/K M ASAD)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin, telah membubarkan parlemen negara itu pada hari Selasa. Dia kemudian menunjuk Peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, sebagai penasihat utama pemerintahan sementara Bangladesh.

Pebubaran parlemen dilakukan setelah adanya ultimatum, yang dikeluarkan oleh koordinator protes mahasiswa, yang memaksa pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina. Kantor presiden juga mengumumkan bahwa mantan perdana menteri dan pemimpin oposisi, Begum Khaleda Zia, telah resmi dibebaskan dari penjara, dan diberikan pengampunan penuh oleh presiden.

Kepala angkatan bersenjata, Jenderal Waker-Uz-Zaman, pada hari Senin mengatakan, bahwa militer akan membentuk pemerintahan sementara setelah kepergian Hasina. Kemudian pada Selasa malam, delegasi mahasiswa berjumlah 13 orang bersama dua profesor dari Universitas Dhaka, menuju ke kediaman Shahabuddin untuk bertemu dengan Zaman, dan para pemimpin militer lainnya.

Setelah hampir dua jam diskusi, Nahid Islam, salah satu pemimpin mahasiswa, mengatakan kepada para wartawan, telah ada kesepakatan antara semua pihak, bahwa peraih Nobel Muhammad Yunus akan menjadi penasihat utama pemerintahan sementara, dan pembicaraan masih akan berlanjut.

Mohammad Yunus (84 tahun) dan Grameen Bank-nya, sebuah organisasi mikro kredit, memenangkan Nobel Perdamaian 2006 karena usahanya dalam mengangkat jutaan orang dari kemiskinan, dengan memberikan pinjaman kecil di bawah 100 dollar Amerika, kepada masyarakat miskin pedesaan di Bangladesh.

Sementara Yunus saat ini berada di Paris, untuk menjalani prosedur medis dan diharapkan segera kembali ke Dhaka.

Belum ada komentar langsung dari Yunus terkait pengangkatan dirinya, dan belum diketahui kapan pemerintahan sementara akan mengambil alih kekuasaan.

Gerakan yang menggulingkan Hasina, bermula dari demonstrasi menentang kuota PNS untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh 1971, yang dianggap oleh para kritikus sebagai cara untuk mengamankan pekerjaan bagi sekutu partai yang berkuasa. 

Sekitar 400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam kekerasan yang melanda negara itu sejak bulan Juli. (CNBC)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner