Selasa, 25 Juli 2023 8:45:42 WIB

Fakta Menarik BRICS, Kelompok Ekonomi Dunia Penantang Dominasi Barat
Ekonomi

AP Wira

banner

Pemimpin negara BRICS saat foto bersama pada 2019 lalu. Kiri ke kanan; Xi Jinping, Vladimir Putin, Jair Bolsonaro, Narendra Modi and Cyril Ramaphosa. (Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via Reuters)

JAKARTA, Radio Bharata Online - BRICS merupakan kelompok ekonomi yang berisikan negara-negara non-Barat. Sesuai masing-masing huruf dari kata ‘BRICS’, anggotanya adalah Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan (South Africa). Dalam perkembangannya, BRICS mulai dianggap sebagai tandingan ekonomi negara-negara Barat. Terbaru, mereka  menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 22-24 Agustus 2023 mendatang.

Tahun 2001 diawal pendiriannya,  kelompok ekonomi ini bernama BRIC. Saat itu, anggotanya baru empat negara, yakni Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok. Mengutip laman Investopedia, nama dari kelompok itu diciptakan seorang ekonom Goldman Sachs bernama Jim O’Neill. Pada awal pembentukannya, mereka memiliki misi untuk mendominasi kekuatan ekonomi global pada 2050. Keempat negara anggota BRIC mengadakan KTT pertama pada 2009 di Yekaterinburg, Rusia. Setahun berselang, Afrika Selatan resmi bergabung dan menandai perubahan nama kelompok ini menjadi ‘BRICS’.

Saat ini, BRICS memiliki lima anggota utama. Dari sekian nama, beberapa di antaranya adalah negara besar yang terbilang sebagai penguasa pasar dunia seperti Tiongkok hingga India. Buktinya, hal ini mungkin bisa dilihat dengan berbagai barang produksi negara-negara tersebut yang banyak tersebar ke penjuru dunia. Terlepas dari sistem ekonomi dan politik yang berbeda, tak bisa dipungkiri kontribusi ekonomi mereka telah membantu banyak orang di dunia.

Jika Tiongkok dan India dikenal sebagai pemasok barang dan jasa manufaktur kenamaan dunia, negara anggota lain seperti Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan lebih banyak diketahui sebagai pemasok bahan mentah.

Selain itu BRICS memiliki lembaga keuangan sendiri yang bernama New Development Bank (NDB). Melihat sejarahnya, pendirian NDB telah dipertimbangkan sejak tahun 2012 lalu. Setelah para anggota sepakat, kesepakatan pendirian NDB ditandatangani di KTT BRICS keenam yang berlangsung di Fortaleza pada 2014.

NDB sendiri dibentuk guna memobilisasi sumber daya untuk infrastruktur dan proyek pembangunan berkelanjutan di pasar negara berkembang (EMDCs). Sejak pendiriannya, NDB terus berkembang dan menjadi penyedia solusi pembangunan berkelanjutan.

NDB tidak hanya menjadi alternatif Bank Dunia dan sejenisnya, mereka menciptakan mekanisme likuiditas yang disebut Pengaturan Cadangan Kontinjensi untuk mendukung anggota yang kesulitan dalam pembayaran. Kebijakan tersebut tak hanya menarik bagi negara anggota BRICS saja, tetapi juga bagi banyak negara berkembang lain yang mungkin memiliki pengalaman kelam terkait program penyesuaian struktural dan langkah-langkah penghematan IMF.

Seiring berjalannya waktu, BRICS disebut akan mengeluarkan mata uang sendiri yang menjadi pesaing dolar Amerika Serikat. Meski belum memastikannya, namun pemberitaan terkait hal ini telah menjadi perbincangan hangat di dunia. Dari sekian banyak, salah satu pandangan menyoroti keberadaan mata uang BRICS yang akan digunakan untuk menantang dominasi Amerika Serikat.

Saat ini, BRICS memang beranggotakan lima negara saja. Meski demikian, dikabarkan banyak negara-negara lain berminat untuk bergabung. Terbaru, pemerintah Afrika Selatan bahkan menyampaikan ada sekitar 40 negara yang menyatakan minatnya terhadap BRICS. (SINDONEWS)

 

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner