Jumat, 17 Maret 2023 15:36:15 WIB

Perdagangan Bilateral Mandek, Tiongkok Siap Berunding dengan Australia
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Shu Jueting, Juru Bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Juru Bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok, Shu Jueting, pada hari Kamis (16/3) menyatakan bahwa Tiongkok bersedia bekerja sama dengan Australia dalam mencari solusi untuk masalah teknis yang menghambat perdagangan bilateral. 

Menurut Shu, kerja sama perdagangan dan ekonomi yang saling menguntungkan antara Tiongkok dan Australia sesuai dengan kepentingan bersama kedua bangsa. Dia pun mencatat bahwa Tiongkok telah menerapkan manajemen perizinan otomatis untuk impor batubara dari Australia. 

Itu berarti perusahaan dapat memutuskan untuk membeli dan mengimpor batubara berdasarkan faktor-faktor seperti kebutuhan produksi mereka sendiri, perubahan teknologi, kondisi pasar domestik, dan internasional. Bisa atau tidaknya perusahaan mengimpor batu bara ditentukan oleh pertimbangan komersial. 

Shu juga mengatakan bahwa Tiongkok mengelola perdagangan luar negeri sesuai dengan aturan World Trade Organization (WTO) dan hukum serta peraturan Tiongkok. Menurutnya, tidak tepat jika menjadikan kesalahan metode manajemen sebagai alasan untuk pembatasan kerja sama perdagangan.

"Pemain utama perdagangan antara Tiongkok dan Australia adalah perusahaan, dan perusahaan dari kedua negara melakukan perdagangan mengikuti permintaan dan kondisi pasar sesuai dengan undang-undang. Penanganan perdagangan, pemeriksaan, dan tindakan karantina yang diambil Tiongkok pada komoditas yang relevan adalah kepatuhan yang ketat dengan hukum dan peraturan Tiongkok serta aturan WTO," jelasnya.

Shu mengatakan Tiongkok bersedia untuk berkomunikasi dengan Australia mengenai beberapa masalah teknis yang menjadi perhatian bersama dalam perdagangan bilateral dan mencari solusi yang saling menguntungkan.

"Pada saat yang sama, kami juga berharap Australia akan bekerja sama dengan Tiongkok untuk menyediakan lingkungan bisnis yang adil, terbuka, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan Tiongkok untuk melakukan perdagangan dan investasi di Australia serta menyuntikkan lebih banyak faktor positif ke dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Australia," tambahnya.

Shu juga mendesak negara-negara tertentu untuk tidak menggeneralisasi konsep keamanan nasional karena akan sangat menghambat pemulihan ekonomi dunia.

"Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara tertentu terus-menerus memperluas konsep keamanan nasional, menyalahgunakan langkah-langkah pengendalian ekspor, bahkan dengan mengorbankan kepentingan sekutu mereka, dan memaksa beberapa negara mengadopsi perlindungan perdagangan terhadap Tiongkok hanya untuk mempertahankan hegemoni mereka, secara artifisial memisahkan dan mengganggu rantai industri dan pasokan, yang secara serius menghambat pemulihan dan perkembangan ekonomi dunia," paparnya. 

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner