Jumat, 18 April 2025 11:31:7 WIB

Produsen Tekstil Indonesia Berjuang Di Tengah Tarif AS
Indonesia

Endro

banner

Seorang wanita berbelanja pakaian di pasar tekstil Tanah Abang di Jakarta, Indonesia, pada 10 April. TATAN SYUFLANA/AP

JAKARTA, Radio Bharata Online - Industri tekstil akan menjadi salah satu yang paling terpukul oleh kenaikan tarif Amerika Serikat baru-baru ini, dengan 40 persen ekspor tekstil dan pakaian jadi Indonesia ditujukan untuk pasar AS.

Pelaku industri memperingatkan, bahwa tarif "timbal balik" sebesar 32 persen yang akan dikenakan pada barang-barang Indonesia setelah berakhirnya penangguhan 90 hari untuk negosiasi, dapat "mempercepat PHK" di sektor yang sudah berjuang bahkan sebelum kebijakan tersebut muncul.

Upaya untuk mendiversifikasi ekspor Indonesia di luar AS, dianggap tidak layak dalam jangka pendek, karena permintaan pasar yang terbatas atau persaingan yang ketat dari pelaku lokal di negara-negara sasaran.

Indonesia, yang mencatat surplus perdagangan sebesar $16,8 miliar dengan AS tahun lalu, telah masuk dalam daftar panjang negara yang menghadapi kenaikan tarif yang tajam. 

Pada tanggal 2 April, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif sebesar 32 persen untuk barang-barang Indonesia.

Namun, Trump mengubah arahnya dengan menurunkan bea masuk sementara untuk semua negara yang terkena dampak ke tarif "dasar" sebesar 10 persen, selama 90 hari.

Redma Gita Wirawasta, ketua Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia, atau APSyFI, mengatakan sekitar 40 persen dari ekspor industri yang lebih luas ditujukan ke AS, sebagian besar dalam bentuk barang jadi. Indonesia saat ini merupakan eksportir tekstil dan pakaian jadi terbesar kelima ke AS, setelah Tiongkok, India, Vietnam, dan Bangladesh.

Ia memperingatkan bahwa tarif baru AS dapat mengikis daya saing harga Indonesia di pasar AS. Pada saat yang sama, negara-negara lain juga mungkin mulai mengalihkan pasokan mereka ke Indonesia.

Menurut Gita, itu akan mengganggu industri dalam negeri dan mempercepat PHK di semua lini.

Bahkan sebelum pengumuman tarif Trump, sektor tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki Indonesia sudah tertekan. (chinadaily)

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner