Senin, 27 Maret 2023 10:0:24 WIB

Puja-Puji Para Ahli Soal Ekonomi Tiongkok di China Development Forum (CDF) 2023
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

China Development Forum (CDF) 2023 (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Para tamu yang menghadiri Development Forum di Beijing percaya bahwa keterbukaan tingkat tinggi dan paradigma pembangunan baru Tiongkok akan memberikan peluang luar biasa bagi dunia dan menyuntikkan dorongan berkelanjutan ke dalam pemulihan serta pertumbuhan ekonomi global.

China Development Forum (CDF) 2023, bertema "Pemulihan Ekonomi: Peluang dan Kerjasama," dibuka di Beijing pada hari Minggu (26/3). Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengirim surat ucapan selamat ke forum tersebut, dan menegaskan komitmen negaranya untuk terus memajukan keterbukaan tingkat tinggi.

"Itu semua tentang keterbukaan, ekonomi terbuka baru Tiongkok yang didasarkan pada kerja sama dengan seluruh dunia, dengan perusahaan seperti BMW, tetapi juga banyak perusahaan global lainnya. Dan menurut saya, itu adalah pesan yang kuat," kata Oliver Zipse, Ketua Dewan Manajemen BMW, produsen kendaraan mewah dan sepeda motor multinasional Jerman.

"Surat ucapan selamat Presiden Xi telah menyuntikkan dorongan besar ke dalam forum ini. Pembukaan semua dimensi, multi-tingkat dan berkualitas tinggi memungkinkan setiap orang untuk merasa optimis tentang ekonomi Tiongkok yang memiliki ketahanan yang besar dan potensi pembangunan yang besar serta menarik mereka untuk berinvestasi di Tiongkok," kata Jin Liqun, Presiden Bank Investasi Infrastruktur Asia.

Tahun ini menandai peringatan sepuluh tahun Belt and Road Initiative yang diusulkan Tiongkok. Para tamu mengatakan bahwa kerja sama Belt and Road yang berkualitas tinggi telah memperluas potensi pembangunan dan peluang kerja sama untuk negara dan wilayah mereka.

"Belt and Road, ini adalah inisiatif penting. Ini memiliki banyak kesamaan dengan Visi 2030 kami dalam hal mendiversifikasi ekonomi, menciptakan mesin untuk pertumbuhan dan juga menciptakan kemitraan global serta menciptakan lapangan kerja," tutur Amin Nasser, Presiden dan CEO dari Aramco, perusahaan minyak dan gas alam publik Arab Saudi.

"Tiongkok telah melakukan upaya besar untuk mempromosikan pembangunan hijau dan digitalisasi dalam kerja sama Belt and Road, yang mendapat pengakuan luas. Jepang juga berharap dapat melakukan kerja sama di bidang ini," kata Tadashi Izawa, Ketua Asosiasi Ekonomi Jepang-Tiongkok.

Tiongkok memiliki ekonomi digital terbesar kedua di dunia. Mereka juga berencana untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

Para hadirin percaya bahwa sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, Tiongkok sangat penting bagi dunia, dengan banyak yang menunjukkan bahwa jalur pembangunan Tiongkok memberikan pilihan baru bagi umat manusia untuk mencapai modernisasi yang kondusif guna mencapai kemakmuran global bersama.

"Tiongkok tidak akan memaksakan modernisasinya ke negara lain. Sebaliknya, kami berharap setiap negara dapat menemukan jalur modernisasi yang sesuai dengan peradaban, budaya, dan kondisi nasionalnya sendiri, seperti Tiongkok," ujar Zheng Yongnian, Profesor di Chinese University of Hong Kong (Shenzhen).

"Pemulihan ekonomi Tiongkok bukan hanya kabar baik bagi Tiongkok, tetapi juga kabar baik bagi dunia. Dan alasannya adalah karena kami memperkirakan bahwa dalam hal pertumbuhan ekonomi dunia, Tiongkok bertanggung jawab atas ketiga ini," jelas Axel van Trotsenburg, Direktur Pelaksana Operasi di Bank Dunia.

Acara tiga hari ini telah mengumpulkan lebih dari 100 delegasi luar negeri, termasuk para eksekutif dari perusahaan multinasional terkemuka, sarjana luar negeri dan perwakilan dari organisasi internasional.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner