Senin, 17 Februari 2025 12:6:46 WIB
Pakar: Tiongkok Harus Bertindak Lebih Cepat di tengah Meningkatnya Tantangan di Laut Tiongkok Selatan
International
Eko Satrio Wibowo

Wu Shicun, Presiden Pusat Penelitian Huayang untuk Kerja Sama Maritim dan Tata Kelola Kelautan (CMG)
Munich, Radio Bharata Online - Seorang pakar Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan mengomentari tantangan di kawasan tersebut pada hari Sabtu (15/2) di Konferensi Keamanan Munich atau Munich Security Conference (MSC) di Jerman, dengan mencatat bahwa Tiongkok perlu bertindak lebih cepat di tengah meningkatnya tantangan di Laut Tiongkok Selatan.
Wu Shicun, Presiden Pusat Penelitian Huayang untuk Kerja Sama Maritim dan Tata Kelola Kelautan, mengajukan pertanyaan kepada Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo, selama diskusi panel tentang "Ketegangan Maritim di Indo-Pasifik" di konferensi tersebut.
"Pertanyaan saya hari ini adalah: Menurut Perjanjian Paris tahun 1898, batas maritim barat Filipina ditetapkan oleh 118 derajat bujur timur, dan Huangyan Dao dan Ren'ai Jiao berada di luar batas ini. Jadi, bagaimana Filipina dapat menetapkan fitur-fitur ini sebagai bagian dari wilayahnya dalam 'Undang-Undang Zona Maritim' yang disahkan November lalu? Jika Filipina benar-benar menganggap Ren'ai Jiao sebagai wilayahnya, mengapa ia memilih untuk mendaratkan kapal militer di sana pada tahun 1999 daripada secara terbuka mengerahkan pasukan militer? Ia (Manalo) tidak menanggapi pertanyaan saya," ujar Wu, yang juga merupakan Presiden Pendiri Institut Nasional Tiongkok untuk Studi Laut Tiongkok Selatan.
"Kebijakan Laut Tiongkok Selatan Trump belum terbentuk. Saya memperkirakan bahwa dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan, kebijakan pemerintahannya di Laut Tiongkok Selatan secara bertahap akan menjadi lebih jelas. Selain itu, meskipun Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina masih berlaku, saya tidak percaya itu mewakili prototipe kebijakan Laut Tiongkok Selatan pemerintahan Trump yang sedang berkembang," katanya.
"Tiongkok harus memperkuat pembangunan kapasitasnya di Laut Tiongkok Selatan. Peningkatan kekuatan angkatan laut, penegakan hukum maritim, serta cara lain untuk melindungi hak-hak kami di Laut Tiongkok Selatan telah menjadi agenda. Namun, mengingat tantangan berat di Laut Tiongkok Selatan, saya yakin kita harus mempercepat tindakan kita," tutur Wu.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
