Jumat, 9 Mei 2025 12:50:17 WIB
Pakar Ini Serukan Pengakuan Akurat atas Kontribusi Soviet dan Tiongkok dalam Perang Dunia II
International
Eko Satrio Wibowo

Mark Sleboda, analis hubungan internasional dan keamanan yang berbasis di Rusia (CMG)
Moskow, Radio Bharata Online - Baik Tiongkok maupun Uni Soviet memberikan kontribusi penting bagi kemenangan dalam perang global melawan fasisme, yang tidak boleh dilupakan, apalagi dikucilkan, kata seorang pakar hubungan internasional yang berbasis di Rusia.
Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba di Moskow pada Rabu (7/5) malam untuk kunjungan kenegaraan dan menghadiri perayaan yang menandai peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet dalam Perang Patriotik Raya.
Dalam sebuah artikel yang ditandatangani yang diterbitkan di surat kabar Russian Gazette sebelum kedatangannya di Moskow, Xi mengatakan Tiongkok dan Uni Soviet berperan sebagai pilar perlawanan terhadap militerisme Jepang dan Nazisme Jerman, memberikan kontribusi penting bagi kemenangan Perang Anti-Fasis Dunia.
"Setiap upaya untuk memutarbalikkan kebenaran sejarah Perang Dunia II, menyangkal hasil kemenangannya, atau mencemarkan nama baik kontribusi bersejarah Tiongkok dan Uni Soviet pasti akan gagal," tulis Xi dalam artikelnya.
Dalam diskusi panel dengan China Global Television Network (CGTN), analis hubungan internasional dan keamanan yang berbasis di Rusia, Mark Sleboda, mengemukakan bahwa Barat secara aktif menulis ulang sejarah dari perspektif Barat.
"Segera setelah Perang Dunia II, rakyat Prancis ditanya, negara mana yang paling berkontribusi terhadap kekalahan Nazi Jerman dan pembebasan Prancis. Dan pada saat itu, sekitar 90 persen rakyat Prancis mengakui bahwa Uni Soviet melakukan bagian terbesar dari pekerjaan dalam hal itu. Dan di zaman modern, angka itu telah turun hingga belasan persen, sehingga menunjukkan betapa besarnya distorsi sejarah. Ada penulisan ulang sejarah yang sangat aktif yang mencakup demonisasi geopolitik modern. Pertama tentang Uni Soviet yang berlanjut sekarang dengan Rusia, dan kita juga dapat berbicara tentang Tiongkok di sisi timur konflik yang disetankan. Tidak dilupakan, tetapi dihapus dari ingatan dan secara aktif ditulis ulang menjadi interpretasi geopolitik barat yang lebih modern tentang sejarah," jelasnya.
Sleboda juga mengatakan kehadiran bersama presiden Rusia dan Tiongkok pada peringatan ulang tahun ke-80 memiliki makna yang mendalam.
"Mengapa peringatan 80 begitu penting? Salah satu alasannya adalah karena hanya sedikit veteran konflik yang masih hidup, sehingga kita masih dapat menghormati pengorbanan mereka hari ini. Pada peringatan berikutnya, mungkin tidak ada yang tersisa yang dapat dirayakan secara langsung. Itu hanya akan menjadi kenangan. Itulah sebabnya mengapa kehadiran presiden Rusia dan Tiongkok bersama-sama berduka. Biaya yang harus dikeluarkan tidak boleh dilupakan karena itu dapat menyebabkan terulangnya peristiwa itu," ujarnya.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
