Rabu, 25 Desember 2024 16:42:46 WIB

Waspada Penurunan Daya Ingat Di Usia Muda Akibat “Brain Rot”
Kesehatan

Kompas/Endro

banner

Brain Rot adalah kata Oxford tahun 2024: Apa yang perlu Anda ketahui tentangnya. FOTO: digit.in

JAKARTA, Radio Bharata Online - Brain rot adalah istilah populer yang menggambarkan kondisi kelebihan beban kognitif, akibat aktivitas digital tanpa makna, seperti scrolling media sosial tanpa tujuan, menonton video receh, konten lucu, atau sekedar melihat meme. 

Menurut Ilmuwan Neurosains dan Perilaku, sekaligus CEO Sekolah Otak Indonesia, Taufiq Pasiak, brain rot dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif dan emosional seseorang. 

Dikutip dari laman Kompas, Taufik mengatakan, "Area kogntifif otak berubah, sehingga memungkinkan perubahan pola pikir yang lebih dangkal."

Menurut Taufik, sedikitnya ada lima ciri utama, yang dapat menunjukkan seseorang sudah terjangkit brain rot. 

1. Susah Fokus 

Otak yang terbiasa dengan hiburan instan cenderung kesulitan untuk fokus.  Akibatnya, seseorang sulit menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi, dan cepat kehilangan fokus saat menghadapi tugas berpikir yang berat. 

2. Penurunan Daya Ingat 

Brain rot membuat otak kesulitan memproses dan menyimpan informasi baru. Ini terjadi karena otak terus dibombardir oleh berbagai obyek secara simultan, sehingga tidak mampu mengatur informasi dengan baik. "Hal yang baru saja terjadi, sulit diingat akibat terlampau banyak obyek pada satu waktu sekaligus, dengan tema berbeda-beda."

3. Penurunan Minat pada Aktivitas Mendalam 

Akibat brain rot lainnya adalah penurunan minat, terutama pada aktivitas yang mendalam. Misalnya, membaca buku, berdiskusi topik berat, atau mempelajari sesuatu yang kompleks. Hal-hal tersebut akan terasa terlalu berat bagi otak dan membosankan. "Otak cenderung menghindari tugas atau pekerjaan yang butuh energi dan kerja keras, atau yang beban kognitifnya berat."  Sebagai gantinya, otak lebih memilih hiburan yang ringan dan instan, karena bisa memproduksi dopamin (hormon bahagia) dengan lebih cepat. 

4. Ketergantungan pada Konten Instan 

Menonton konten instan yang receh, tidak mendidik dan tidak mendalam, dapat meningkatkan hormon dopamin yang meningkatkan kebahagiaan. "Dopamin berperan utama dalam sistem pengimbalan otak, terpicu terus-menerus dengan media instan ini dan mendapatkan kenikmatan."  Brain rot membuat seseorang merasa terus-menerus ingin membuka media sosial atau aplikasi hiburan, untuk mendapatkan kenikmatan instan tersebut, termasuk media dan konten sensitif (pornografi). Perilaku ini menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan. 

5. Rasa Cemas saat Tidak Ada Stimulasi 

Brain rot juga dicirikan dengan perasaan cemas ketika tidak ada stimulasi digital. Misalnya merasa cemas, bingung, dan tidak tahu harus melakukan apa ketika baterai ponsel mati. "Merasa gelisah ketika tidak memiliki akses ke perangkat atau media digital." 

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner