Kamis, 6 Februari 2025 14:54:48 WIB

Toyota akan Bangun Pabrik Kendaraan Listrik Miliknya Sendiri di Shanghai
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Kantor pusat Toyota di Tokyo (CMG)

Shanghai, Radio Bharata Online - Produsen mobil Jepang, Toyota Motor Corp., mengumumkan pada hari Rabu (5/2) bahwa mereka akan membangun pabrik produksi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) baru yang sepenuhnya dimiliki perusahaan di Shanghai. Pasalnya, perusahaan tersebut berupaya untuk memperkuat kemampuan pengembangan dan manufakturnya di pasar Tiongkok.

Pabrik yang berlokasi di Distrik Jinshan, Shanghai barat daya itu akan mengembangkan kendaraan listrik baterai baru dengan merek Lexus, dengan produksi yang dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2027, menurut siaran pers Toyota, produsen mobil terlaris di dunia, pada hari Rabu (5/2).

Tidak seperti usaha patungan sebelumnya di Tiongkok, pabrik tersebut akan sepenuhnya dimiliki oleh Toyota daripada beroperasi sebagai usaha patungan, menjadikan Toyota sebagai produsen mobil luar negeri kedua yang mendirikan pabrik yang sepenuhnya dimiliki perusahaan setelah Tesla.

Kapasitas produksi awal diharapkan sekitar 100.000 unit per tahun, dengan sekitar 1.000 pekerjaan baru yang direncanakan pada awal operasi.

Pabrik baru tersebut menandai investasi yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan serta produksi Toyota yang secara khusus disesuaikan untuk sektor EV di Tiongkok, eksportir mobil terbesar di dunia.

Dengan arahan dan dukungan dari berbagai departemen pemerintah kota terkait, proyek manufaktur kendaraan listrik akan menyebar dari Shanghai ke wilayah Delta Sungai Yangtze dan sekitarnya, serta melaksanakan berbagai inisiatif kerja sama yang mencakup logistik, rantai industri, energi hidrogen, dan pengemudian otomatis cerdas.

Perusahaan itu pada hari Rabu (5/2) menaikkan perkiraan laba bersihnya untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2025 menjadi 4,52 triliun yen (sekitar 482 triliun rupiah) dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,57 triliun yen (sekitar 382 triliun rupiah) di tengah pemulihan produksi dan pelemahan yen.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner