Jumat, 11 April 2025 13:51:40 WIB

Ekonom: Strategi 'Sirkulasi Ganda' akan Bantu Tiongkok Atasi Badai Tarif AS
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Shi Jiao, seorang profesor asosiasi di Sekolah Bisnis HSBC Universitas Peking (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Seorang pakar ekonomi mengatakan Tiongkok bersiap untuk melepaskan diri dari hambatan perdagangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dengan meningkatkan permintaan domestik dan memperkuat kemitraan dengan negara-negara di seluruh dunia.

Shi Jiao, seorang profesor asosiasi di Sekolah Bisnis HSBC Universitas Peking, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara video dengan China Global Television Network (CGTN) pada hari Kamis (10/4).

Dalam analisisnya, Tiongkok telah lama mempersiapkan diri untuk potensi eskalasi ketegangan perdagangan dengan AS. Sejak tahun 2020, Tiongkok telah mengadopsi strategi pembangunan berdasarkan konsep yang disebut "sirkulasi ganda" untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi ketidakpastian.

"Sirkulasi ganda berarti dua mesin penggerak ekonomi kita yang kuat. Pertama, kita mendorong pertumbuhan melalui permintaan domestik yang kuat, daya beli 1,4 miliar konsumen Tiongkok. Kedua, kita memperdalam kemitraan internasional melalui multilateralisme dan perdagangan bebas. Kita memang perlu memperkuat pasar domestik kita, tetapi lihat apa yang terjadi sejak itu. Di setiap bidang yang coba dikekang AS -- AI, robotika, manufaktur semikonduktor -- Tiongkok telah membuat kemajuan yang menakjubkan. Dan lebih jauh lagi, terlepas dari semua gesekan ini, total perdagangan Tiongkok bahkan tidak menyusut. Bahkan malah tumbuh secara spektakuler," jelasnya.

Pemerintah Tiongkok pada hari Rabu (9/4) mengumumkan akan menaikkan tarif tambahan pada produk yang diimpor dari AS menjadi 84 persen, menambahkan enam perusahaan AS ke daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, dan menempatkan 12 entitas AS pada daftar kendali ekspornya.

Shi mencatat bahwa sementara Tiongkok membalas apa yang disebut tarif timbal balik Presiden AS, Donald Trump, pendekatannya mungkin juga melibatkan pengurangan ketergantungan pada Amerika Serikat sebagai mitra dagang.

"Kita harus melakukan hal yang sebaliknya dari Trump. Jika AS menggunakan kekerasan dan paksaan, Tiongkok harus menawarkan kerja sama dan integrasi serta meyakinkan mitra kita bahwa ini adalah masa depan yang berkelanjutan bagi ekonomi global," kata ekonom tersebut.

Ini berarti memperluas keterbukaan Tiongkok terhadap dunia dan menciptakan lingkungan yang menarik bagi bakat dan wirausahawan internasional, jelas Shi.

"Pertama, Tiongkok perlu menarik para pemikir terbaik dari seluruh dunia. Pemerintahan Trump telah melemahkan universitas-universitas AS, mengusir para bakat. Tiongkok harus menciptakan lingkungan yang paling menarik bagi para peneliti dan cendekiawan. Dan kedua, kita harus membuka pasar domestik kita lebih lebar lagi. Para wirausahawan dari Tiongkok atau luar negeri harus menemukan di sini pasar konsumen yang paling dinamis di dunia, pasar yang menghargai kreativitas dan mengubah terobosan menjadi produk nyata," paparnya.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner