Minggu, 10 November 2024 23:56:25 WIB

Pakar: Indonesia Incar Hubungan Lebih Kuat dengan Tiongkok di Bawah Presiden Terpilih
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Arsjad Rasjid, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (CMG)

Jakarta, Radio Bharata Online - Indonesia ingin memperdalam kemitraannya dengan Tiongkok di bawah Presiden terpilih baru Prabowo Subianto, yang memiliki tujuan ambisius untuk pertumbuhan ekonomi, transisi hijau, dan pembangunan sosial negara Asia Tenggara tersebut, kata Arsjad Rasjid, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia.

Dalam wawancara dengan China Global Television Network (CGTN), Arsjad mengatakan Presiden Subianto, yang dilantik sebagai presiden kedelapan negara tersebut akhir bulan lalu, berfokus pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, dan melihat Tiongkok sebagai mitra penting untuk mencapai visi Emas 2045 Indonesia.

"Prabowo Subianto sangat bertekad untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen, yang menurut saya pribadi penting untuk mencapai pertumbuhan delapan persen. Karena jika kita ingin Indonesia berada di masa keemasan pada tahun 2045, kita harus memiliki tujuan yang tinggi. Jadi saya sangat setuju dengan pertumbuhan ekonomi delapan persen yang dicanangkannya. Bagi Indonesia, Tiongkok sangat penting, sangat penting karena jika kita melihat perdagangan sebagai contoh, 25 persen perdagangan antara Indonesia dengan negara lain, Tiongkok hanya sekitar 25 persen dari itu, kan? Itu sangat besar," katanya.

"Transisi energi lainnya adalah contoh kendaraan listrik, di situlah Tiongkok memainkan peran penting, misalnya, sisi pertambangan nikel telah menciptakan lebih banyak nilai tambah di Indonesia, untuk keperluan baterai, sebagai contoh. Nomor satu, mengurangi emisi karbon kita, yang penting bagi Indonesia. Nomor dua adalah mengurangi subsidi bahan bakar saat ini, subsidi bahan bakar fosil. Itu akan membantu anggaran pemerintah, kan? Dan ketiga, tentu saja, investasi untuk Indonesia," lanjutnya.

Rasjid menyoroti bahwa rencana Prabowo berpusat pada penggunaan dukungan Tiongkok untuk mendorong pertumbuhan di semua sektor, yang bertujuan untuk mencapai kemakmuran yang seimbang dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Karena tujuannya sebenarnya adalah kemakmuran bagi rakyat. Dan itu sudah menjadi visinya. Beliau selalu memikirkan rakyat. Itulah sebabnya ketika berbicara dengan Tiongkok tentang logika ini, penyelarasan ini, menurut saya, beliau juga akan mewujudkan pertumbuhan ekonomi itu satu hal. Dan beliau ingin memastikan pertumbuhan ekonomi delapan persen. Tetapi itu harus menjadi pertumbuhan ekonomi yang adil, yang berarti bahwa setiap orang harus merasakan, harus merasakan dampak dari pertumbuhan ini. Maka dengan itu, ekonomi sosial, bukan hanya ekonomi, tetapi sosial juga penting. Jadi saya pikir penyelarasan itu adalah untuk menciptakan hubungan ekonomi sosial antara Indonesia dan Tiongkok," jelasnya.

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengadakan pembicaraan dengan Prabowo di Beijing pada hari Sabtu (9/11). Presiden Indonesia sedang dalam kunjungan kenegaraan ke Tiongkok dari hari Jum'at (8/11) hingga Minggu (10/11).

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner