Shijiazhuang, Bharata Online - Pameran Ekonomi Digital Internasional Tiongkok 2025, yang diselenggarakan dari Jumat (17/10) hingga Minggu (19/10) di Shijiazhuang, Provinsi Hebei, memamerkan berbagai inovasi berbasis AI, termasuk toko tanpa awak dan ruang kelas pintar.

Para pengunjung acara menyaksikan langsung bagaimana teknologi digital mentransformasi berbagai industri, sementara para pakar global memanfaatkan platform tersebut untuk membahas pertumbuhan digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Salah satu sorotan utama di pameran tersebut adalah toko ritel berbasis AI yang beroperasi tanpa staf. Pelanggan memindai kode QR untuk masuk, melakukan pembelian secara mandiri, dan mengakses dukungan jarak jauh melalui kamera di dalam toko saat dibutuhkan. Teknologi di balik toko-toko semacam itu berharga kurang dari 10.000 yuan (sekitar 23,3 juta rupiah), dan saat ini terdapat sekitar 30.000 toko di seluruh Tiongkok.

Sebuah mesin pemeriksa pekerjaan rumah berbasis AI juga memikat pengunjung. Mesin ini secara otomatis mengevaluasi tugas siswa di berbagai mata pelajaran, mengidentifikasi jawaban yang benar dan salah, menulis komentar, dan memberikan skor.

Inovasi menonjol lainnya adalah penggunaan layar interaktif pintar di ruang kelas. Layar ini meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan menjadikan pembelajaran lebih intuitif, menarik, dan interaktif.

"Ketika kami perlu membuat bangun geometri 3D, guru kami dapat memasukkan sketsa kasar ke platform, dan platform akan secara otomatis mengubahnya menjadi bangun standar yang presisi. Selain itu, guru dapat menyesuaikan konten sesuai dengan tujuan pembelajaran mereka. Misalnya, kami dapat melakukan operasi pengisian di sini dan menghasilkan berbagai jenis pengembangan, seperti membuka lipatan bangun 3D menjadi berbagai representasi jaring. Layar dinamis ini membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk mengintegrasikan pemikiran numerik dan spasial selama kelas. Bangun tersebut kemudian dapat dilipat kembali," jelas seorang peserta pameran.

Tamu internasional juga menunjukkan minat yang besar terhadap ekonomi digital.

"Kami telah bertemu dengan produsen kabel dan perusahaan manufaktur konstruksi yang ingin kami perkenalkan kepada mitra kami di Ghana," kata Teddy Guh, Konsultan Penghubung Industri dari Asosiasi Industri Ghana.

"Pameran ini telah memberi saya kesempatan berharga untuk bertukar pikiran secara mendalam dengan mitra global dan memberi saya pemahaman yang lebih jelas tentang arah kebijakan dan tren industri. Saya sangat yakin kita berada di titik kritis sejarah -- dengan memanfaatkan kolaborasi lintas sektor, kearifan bersama, dan tindakan terkoordinasi, kita tidak hanya dapat mendorong kemakmuran regional tetapi juga memberikan kekuatan konkret untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," ujar Tri Dao, Ketua Dewan Octopos Network.

Pameran ini juga memamerkan beragam aplikasi teknologi digital dan robotik di berbagai sektor seperti transportasi, layanan kesehatan, dan produksi industri.