Senin, 14 April 2025 17:9:51 WIB

Tiongkok Mengimpor Kelapa Segar Pertama dari Indonesia
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Petugas Bea Cukai tengah memeriksa kelapa impor dari Indonesia (CMG)

Fuzhou, Radio Bharata Online - Batch pertama kelapa segar seberat 200 kilogram yang diimpor dari Indonesia tiba di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian di Tiongkok timur, pada hari Sabtu (12/3).

Kedatangan kelapa impor tersebut merupakan sorotan terbaru dari kerja sama ekonomi dan perdagangan yang semakin erat antara Tiongkok dan Indonesia tahun ini, yang menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara.

Pada bulan November 2024, Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan impor kelapa segar dari Indonesia yang memenuhi persyaratan yang relevan.

"Batch kelapa ini berasal dari Pulau Sumatra di Indonesia, tempat tanah vulkanik dan ekosistem hutan hujan menghasilkan air kelapa yang manis dan melimpah yang ideal untuk dikonsumsi langsung. Kelapa tersebut akan segera dipasarkan setelah lolos pemeriksaan," kata Lin Zhengrong, Manajer Bisnis sebuah perusahaan makanan yang menangani pengolahan kelapa di Fujian.

Dalam beberapa tahun terakhir, impor kelapa Tiongkok telah menunjukkan tren peningkatan, dan pasar impornya menjadi semakin beragam, kini mencakup Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Permintaan pasar Tiongkok yang besar memberikan ruang ekspor yang luas bagi kelapa dari Indonesia, yang merupakan salah satu produsen kelapa terbesar di dunia.

"Permintaan pasar Tiongkok yang besar telah menciptakan peluang ekspor yang signifikan bagi kelapa Indonesia, tidak hanya mendorong industri kelapa Indonesia tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor terkait di Tiongkok, termasuk pemrosesan dan logistik kelapa. Saat ini, empat jalur produksi di Kawasan Industri Kelapa Tiongkok-Indonesia di Fuzhou sudah beroperasi," kata Song Jing, Wakil Direktur Kantor Bea Cukai Rongcheng di Fuqing.

Menurut statistik bea cukai Tiongkok, volume perdagangan bilateral antara Tiongkok dan Indonesia melampaui 1 triliun yuan (sekitar 2.295 triliun rupiah) untuk pertama kalinya pada tahun 2024. Pada bulan Januari dan Februari 2025, volumenya mencapai 172,57 miliar yuan (sekitar 396 triliun rupiah), naik 4,7 persen dari tahun ke tahun.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner