Kamis, 5 Desember 2024 15:13:23 WIB

Profesor: Pencantuman Festival Musim Semi dalam Daftar UNESCO akan Tingkatkan Pengaruh Global Hari Libur Tersebut
Sosial Budaya

Eko Satrio Wibowo

banner

Xiao Fang, seorang Profesor dari Sekolah Sosiologi di Universitas Normal Beijing (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Dimasukkannya Festival Musim Semi dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO akan semakin memperkuat pengaruh globalnya yang sudah besar, kata seorang profesor Tiongkok.

Festival Musim Semi, yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek, jatuh pada hari pertama bulan pertama dalam kalender lunar.

UNESCO, atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada hari Rabu (4/12) memasukkan Festival Musim Semi dan praktik sosial masyarakat Tiongkok dalam perayaan tahun baru tradisional ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.

Dalam sebuah wawancara dengan China Media Group, Xiao Fang, seorang Profesor dari Sekolah Sosiologi di Universitas Normal Beijing, menjelaskan makna mendalam festival tersebut bagi masyarakat Tiongkok.

"Festival Musim Semi mengandung makna sejarah dan budaya yang mendalam. Nilai khusus dari Festival Musim Semi adalah menyatukan emosi bangsa Tiongkok sehingga melambangkan kohesi nasional yang hebat. Festival Musim Semi adalah hari untuk pulang kampung dan hari untuk menekankan kebersamaan keluarga. Selain reuni keluarga, kita juga menghormati leluhur dan orang bijak. Hal ini sepenuhnya menunjukkan nilai sejarah dan etika festival. Selain itu, Festival Musim Semi merupakan persimpangan antara tahun lama dan tahun baru. Ini adalah hari penting untuk mengucapkan selamat tinggal kepada yang lama dan menyambut yang baru, sehingga berkaitan erat dengan kesadaran masyarakat Tiongkok akan berlalunya waktu. Festival Musim Semi mencakup etika keluarga, sejarah, sosial, dan alam, sehingga sangat istimewa di antara festival-festival Tiongkok lainnya," papar Xiao.

Sebagai festival tradisional tertua dan terpenting dalam budaya Tiongkok, Festival Musim Semi semakin dirayakan di luar negeri, dengan semakin banyak negara yang merayakannya sebagai hari libur umum resmi.

Sekitar seperlima dari populasi global merayakan Festival Musim Semi setiap tahun, dan budaya perdamaian dan harmoni yang tertanam dalam adat istiadat dan tradisinya telah memperoleh pengaruh global.

"UNESCO telah memasukkan Festival Musim Semi ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, dengan berbagi budaya tradisional kita yang luar biasa dengan semua orang di dunia. Festival Musim Semi mendunia dari tahun ke tahun, tetapi setelah diakui sebagai warisan budaya takbenda kemanusiaan, pengaruhnya akan semakin besar, karena program budayanya berfokus pada nilai universal warisan budaya takbenda," ujar profesor tersebut.

"Dalam beberapa lusin hari antara Festival Laba dan Festival Lentera, masyarakat Tiongkok akan berada dalam kondisi yang sangat damai, dengan semua orang merayakannya dengan gembira. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Tiongkok mencintai pertemuan yang damai. Nilai semacam ini sangat penting bagi dunia saat ini," tambahnya.

Festival Laba, yang secara harfiah jatuh pada hari kedelapan bulan lunar ke-12, dianggap sebagai pendahuluan Festival Musim Semi. Festival Lentera, yang jatuh pada hari ke-15 bulan lunar pertama, menandai berakhirnya perayaan Tahun Baru Imlek dan melambangkan datangnya musim semi.

"Nilai lainnya adalah, festival ini jatuh dekat dengan Lichun (awal musim semi). Festival Musim Semi kami sesuai dengan nilai-nilai etnis alami dan harmoni biologis, memberikan referensi penting bagi dunia," kata profesor tersebut.

Dengan tambahan ini, Tiongkok kini memiliki 44 elemen atau praktik budaya yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner