Jumat, 1 November 2024 11:35:34 WIB

Menlu Hongaria: Tarif Uni Eropa untuk Kendaraan Listrik Tiongkok akan Merugikan Perekonomiannya Sendiri
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Peter Szijjarto, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria (CMG)

Minsk, Radio Bharata Online - Keputusan Uni Eropa untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi pada kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dari Tiongkok merugikan ekonomi Eropa, menurut Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria, Peter Szijjarto.

Komisi Eropa pada hari Selasa (29/100 lalu mengumumkan pemberlakuan tarif antisubsidi pada EV buatan Tiongkok.

Mulai hari Rabu (30/10), tarif ini akan tetap berlaku selama lima tahun, dengan tarif yang bervariasi menurut perusahaan, yakni 17 persen untuk BYD, 18,8 persen untuk Geely, dan 35,3 persen untuk SAIC, di antara produsen mobil terkemuka Tiongkok.

Menurut pernyataan Komisi Eropa, perusahaan lain yang bekerja sama dalam penyelidikan akan dikenakan bea sebesar 20,7 persen, sementara perusahaan yang tidak kooperatif akan dikenakan tarif maksimum 35,3 persen.

Berbicara dengan China Global Television Network di sela-sela Konferensi Internasional Minsk Kedua tentang Keamanan Eurasia di Belarus pada hari Kamis (31/10), Szijjarto menyatakan kekhawatiran tentang langkah UE, dengan mengatakan hal itu akan melemahkan daya saing blok tersebut.

"Kami adalah negara tempat investor Jerman dan Tiongkok di industri motor listrik hadir dan mereka bekerja sama dengan sangat erat. Jadi bagi kami, jelas bahwa keberhasilan strategi mereka saling terkait erat. Bea cukai tambahan semacam ini sangat merugikan ekonomi Eropa sendiri. Komisi Eropa telah merujuk pada kepentingan industri otomotif Eropa, tetapi perwakilan industri otomotif Eropa menentang tarif tambahan ini, jadi kami benar-benar melihat tindakan ini sangat merugikan dan sangat berbahaya bagi daya saing Uni Eropa," katanya.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner