Jumat, 14 Maret 2025 14:26:26 WIB

Tiongkok, Rusia, dan Iran Gelar Pertemuan di Beijing Bahas Isu Nuklir Iran
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Ma Zhaoxu, Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok mengadakan pertemuan dengan Rusia dan Iran mengenai masalah nuklir Iran pada hari Jum'at (14/3) di Beijing.

Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok, Ma Zhaoxu, memimpin pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Ryabkov Sergey Alexeevich, dan Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi.

Ketiga pihak saling bertukar pandangan mengenai masalah nuklir Iran dan berbagai masalah lain yang menjadi perhatian bersama.

Sebuah konferensi pers diadakan setelah pertemuan itu untuk memberi pengarahan kepada media mengenai pertemuan tersebut.

Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan peserta Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Tiongkok telah lama menyerukan penyelesaian masalah nuklir Iran melalui cara politik dan diplomatik.

Pertemuan hari Jum'at (14/3) itu merupakan upaya diplomatik terbaru Tiongkok untuk memperkuat komunikasi dan koordinasi, serta menciptakan kondisi untuk dimulainya kembali dialog dan negosiasi, kata seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada hari Kamis (13/3), yang menyerukan kepada semua pihak untuk bersikap tenang dan menahan diri guna mencegah masalah nuklir Iran meningkat atau bahkan bergeser ke arah konfrontasi.

Menurutnya, Tiongkok berharap semua pihak akan bekerja sama dalam arah yang sama, terus membangun kepercayaan dan menghilangkan keraguan, serta mengubah momentum untuk memulai kembali dialog dan negosiasi menjadi kenyataan sesegera mungkin.

Iran menandatangani kesepakatan nuklir dengan beberapa negara besar pada tahun 2015. Perjanjian tersebut memberlakukan pembatasan pada program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

Namun, pemerintah AS menarik diri dari perjanjian tersebut secara sepihak pada bulan Mei 2018, memberlakukan kembali sanksi, yang mendorong Iran untuk mengurangi beberapa komitmen nuklirnya.

Upaya untuk menghidupkan kembali JCPOA dimulai pada bulan April 2021 di Wina, Austria. Meskipun telah dilakukan beberapa putaran negosiasi, tidak ada kemajuan substansial yang dilaporkan sejak pembicaraan terakhir pada bulan Agustus 2022.

Berakhirnya JCPOA pada bulan Oktober 2025, ditambah dengan pemerintahan baru di Amerika Serikat dan perubahan situasi Timur Tengah, telah membuat negosiasi tentang masalah nuklir Iran menjadi lebih mendesak.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner