Sabtu, 15 Maret 2025 11:37:54 WIB
Para Ahli: Tiongkok Tingkatkan Dukungan Finansial terhadap Ekonomi Riil
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Wen Bin, Kepala Ekonom Bank Minsheng Tiongkok (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Menurut para ahli, Tiongkok telah meningkatkan dukungan finansial untuk ekonomi riil, sebagaimana ditunjukkan oleh pembiayaan sosial dan data pinjaman pada bulan Februari 2025.
Data yang dirilis pada hari Jum'at (14/3) oleh Bank Rakyat Tiongkok atau People's Bank of China (PBOC) menunjukkan bahwa pada akhir Februari 2025, total pembiayaan sosial di Tiongkok mencapai 417,29 triliun yuan (sekitar 943 ribu triliun rupiah), menandai peningkatan 8,2 persen dari tahun ke tahun.
Para ahli mengatakan bahwa percepatan penerbitan obligasi pemerintah merupakan kekuatan pendorong utama di balik pertumbuhan pesat pembiayaan sosial.
"Pemerintah daerah telah meningkatkan kecepatan dalam menerbitkan obligasi. Di antaranya, obligasi yang diterbitkan berdasarkan program pertukaran utang dengan obligasi mencapai hampir 800 miliar yuan (sekitar 1.807 triliun rupiah), lebih dari sepertiga dari total keseluruhan tahun lalu, dan lebih dari 600 miliar yuan (sekitar 1.355 triliun rupiah) lebih tinggi dari jumlah yang diterbitkan pada bulan Januari tahun ini," ujar Wen Bin, Kepala Ekonom Bank Minsheng Tiongkok.
Menurut para ahli terkait, pertumbuhan pesat pembiayaan obligasi korporasi bersih juga memberikan dukungan tertentu terhadap pembiayaan agregat untuk ekonomi riil.
"Sejak paruh kedua tahun lalu, suku bunga pasar obligasi secara umum tetap rendah. Perusahaan telah memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pembiayaan obligasi, yang secara efektif mengurangi biaya pembiayaan secara keseluruhan," kata Dong Ximiao, Kepala Peneliti Merchants Union Consumer Finance.
Menurut PBOC, pinjaman yuan yang beredar berjumlah 261,78 triliun yuan (sekitar 591 ribu triliun rupiah), naik 7,3 persen dari tahun ke tahun pada akhir Februari 2025.
Terutama, pinjaman inklusif untuk usaha kecil dan mikro naik 12,4 persen menjadi 33,43 triliun yuan (sekitar 76 ribu triliun rupiah), dan pinjaman jangka menengah hingga panjang untuk sektor manufaktur tumbuh 10,3 persen menjadi 14,48 triliun yuan (sekitar 33 ribu triliun rupiah) pada akhir Februari 2025, dengan kedua angka tersebut melampaui pertumbuhan pinjaman secara keseluruhan.
"Data pinjaman pada bulan Februari menunjukkan bahwa pinjaman tetap berada pada level tertinggi secara historis, mempertahankan dukungan yang kuat bagi ekonomi riil," kata Dong.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB

Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB

Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB

Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB

Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB

Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
