Rabu, 3 Juli 2024 14:15:56 WIB

Hubungan Ekonomi Tiongkok-Kazakhstan Mencakup Spektrum yang Semakin Luas
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Yevgeniya Pak, Ekonom dan Direktur Pelaksana untuk perusahaan konsultan bisnis AERC LLP (CMG)

Kazakhstan, Radio Bharata Online - Kerja sama ekonomi yang luas antara Tiongkok dan Kazakhstan telah diperdalam, secara efektif meningkatkan peran Kazakhstan di kawasan ini dan memperkuat hubungan bilateral secara keseluruhan antara kedua negara, kata para ahli dari negara Asia Tengah tersebut.

Dengan perdagangan dua arah yang meningkat 32 persen dari tahun ke tahun hingga mencapai rekor 41 miliar dolar AS (sekitar 672 triliun rupiah), Tiongkok kini telah menjadi mitra dagang terbesar Kazakhstan.

Di Kazakhstan pulalah, sebelas tahun yang lalu, Presiden Xi Jinping pertama kali mengusulkan Prakarsa Sabuk Ekonomi Jalur Sutra, sebuah bagian penting dari Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI). Kini, prakarsa tersebut telah membawa kedua negara lebih dekat dari sebelumnya.

Dalam hal kerja sama investasi, investasi Tiongkok di Kazakhstan melebihi 1,81 miliar dolar AS (sekitar 30 triliun rupiah) pada tahun 2023, meningkat 16,4 persen dari tahun 2022.

"Kedua negara tertarik untuk menjalin kerja sama ekonomi satu sama lain. Dan, saya ingin menambahkan bahwa kita bahkan tidak dapat sepenuhnya mendiskusikan kerja sama ini di luar konteks kawasan Asia Tengah secara keseluruhan. Kazakhstan memiliki tingkat PDB per kapita tertinggi, dengan ukuran pasar terbesar di kawasan ini. Negara ini lebih menarik bagi para investor," kata Yevgeniya Pak, Ekonom dan Direktur Pelaksana untuk perusahaan konsultan bisnis AERC LLP.

Hubungan perdagangan ini mencakup beragam sektor. Tiongkok telah meningkatkan ekspornya ke Kazakhstan, termasuk kendaraan, komputer, produk plastik dan banyak lainnya. Sebagai imbalannya, Kazakhstan telah meningkatkan ekspor minyak, gas alam, uranium, dan ferroalloys, di antara komoditas lainnya.

"Bagi Kazakhstan, memperkuat hubungan dengan Tiongkok merupakan faktor kemajuan jangka panjang dan mewujudkan potensi perdagangan dan investasi. Selama setahun terakhir, kami telah melihat peningkatan 35 persen dalam ekspor ke Tiongkok, termasuk bahan baku tradisional dan bahan non-baku," kata Anna Alshanskaya, Kepala Departemen Analisis Kebijakan Ekonomi di Institut Studi Strategis Kazakhstan (KazISS).

Dalam menghadapi ketegangan geopolitik yang meningkat di dunia, BRI mendapatkan momentum baru sebagai mekanisme penting untuk membangun rantai perdagangan dan logistik baru yang penting bagi Tiongkok dan negara-negara yang berpartisipasi.

"Ada 45 proyek bersama Kazakhstan-Tiongkok, dengan semua proyek utama yang selaras dengan inisiatif One Belt One Road. Proyek ini, yang telah berjalan selama sekitar 10 tahun, telah menjadi lebih menarik karena pergeseran geopolitik baru-baru ini, terutama dalam 2-3 tahun terakhir," kata Alshanskaya.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner