Selasa, 5 November 2024 14:52:7 WIB
Utusan Tiongkok di PBB Menyerukan Pengendalian Diri atas Isu Semenanjung Korea
International
Eko Satrio Wibowo
Fu Cong, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB (CMG)
New York, Radio Bharata Online - Seorang utusan Tiongkok pada hari Senin (4/11) meminta semua pihak untuk menahan diri dalam masalah Semenanjung Korea, menghindari eskalasi ketegangan, dan bekerja sama untuk meredakan situasi sesegera mungkin.
Berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah peluncuran rudal balistik antarbenua oleh Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) pada tanggal 31 Oktober 2024, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Fu Cong, mencatat bahwa ketegangan yang terus berlanjut di Semenanjung dan meningkatnya permusuhan dan konfrontasi tidak menguntungkan siapa pun.
Fu mengatakan Dewan Keamanan PBB harus memainkan peran konstruktif dalam masalah Semenanjung Korea dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meredakan situasi dan meningkatkan rasa saling percaya daripada menjatuhkan sanksi dan memberikan tekanan.
Menurutnya, negara-negara terkait harus mengambil tindakan tegas dan mengajukan rencana yang layak untuk penyelesaian politik masalah tersebut, ketimbang menggunakan Dewan Keamanan untuk memicu permusuhan.
"Masalah Semenanjung Korea sudah berlangsung lama dan rumit. Masalah ini pada dasarnya adalah masalah keamanan yang berasal dari sisa-sisa Perang Dingin, tidak adanya mekanisme perdamaian, dan kurangnya rasa saling percaya antara Amerika Serikat dan DPRK. Prioritas mendesak bagi semua pihak adalah bertindak secara rasional dan praktis, meningkatkan rasa saling percaya, dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk meredakan situasi," kata Fu.
Fu juga mengatakan bahwa di saat AS mengklaim bahwa mereka berupaya melindungi sistem nonproliferasi nuklir internasional dan denuklirisasi Semenanjung Korea, AS terus-menerus meningkatkan pasukan strategisnya di Semenanjung. Ia juga mendesak AS untuk menghentikan kesalahan berbahaya tersebut, membatalkan dan menghentikan pengerahan pasukan yang relevan, dan membantu meredakan situasi serta menciptakan kondisi untuk penyelesaian krisis secara damai melalui dialog.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB