Minggu, 5 Januari 2025 10:5:41 WIB

Kemitraan Baru BRICS Mendorong Multilateralisme Sejati
International

Endro

banner

Illustration: Liu Rui/ GT

BEIJING, Radio Bharata Onlin e - Pada hari pertama tahun 2025, sembilan negara yakni; Belarus, Bolivia, Indonesia, Kazakhstan, Thailand, Kuba, Uganda, Malaysia, dan Uzbekistan, resmi menjadi mitra BRICS.  Ini menandai tonggak sejarah baru dalam pengembangan BRICS, menyusul perluasan kelompok yang bersejarah.

Dengan semakin berkembangnya BRICS yang lebih besar, kelompok ini tidak hanya memperoleh kehadiran yang lebih kuat dalam ekonomi, tetapi juga memainkan peran yang semakin penting, dalam memajukan terciptanya dunia multipolar.

Wang Youming, direktur Institute of Developing Countries di China Institute of International Studies di Beijing, kepada Global Times mengatakan, bahwa masuknya sembilan negara ini sebagai mitra BRICS, menyoroti momentum yang berkembang dari gerakan global, untuk membentuk kembali tatanan internasional yang tidak adil dan tidak setara, khususnya setelah kebangkitan kolektif Global Selatan.

Menanggapi berkembangnya keluarga BRICS, beberapa media Barat semakin cemas, terutama setelah KTT BRICS di Kazan.  Misalnya, Voice of America mengklaim bahwa "Pertemuan BRICS menyoroti aspirasi geopolitik dan persaingan dengan Barat."  Selama beberapa waktu, media dan politisi Barat tertentu berasumsi bahwa mekanisme BRICS ditujukan untuk menghadapi Barat. 

Namun kenyataannya, ini tidak benar.

BRICS adalah organisasi non-Barat, tetapi bukan organisasi anti-Barat. Sejak awal, BRICS telah dengan jelas mengartikulasikan peran dan misinya: yakni tidak memulai dari awal, tidak terlibat dalam konfrontasi kubu, dan tidak berusaha menggantikan siapa pun. Model kerja sama multilateralnya menghindari permainan zero-sum antara negara-negara besar, dan menawarkan paradigma yang lebih inklusif untuk hubungan internasional. 

Inklusivitas inilah yang telah mendorong banyak negara dari Global Selatan, untuk segera mengajukan keanggotaan dalam keluarga BRICS.

Kekuatan pendorong di balik perkembangan BRICS adalah meningkatnya permintaan dari negara-negara berkembang, untuk tatanan internasional yang lebih adil. 

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia semakin menanggung beban tindakan hegemonik negara-negara Barat. Sebaliknya, negara-negara BRICS tidak hanya mencapai kemajuan luar biasa dalam pembangunan mereka sendiri, tetapi juga berkembang melalui kolaborasi, sembari memperjuangkan pergeseran menuju sistem global yang multipolar. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner