Kamis, 5 Desember 2024 17:4:47 WIB
Jubir: Tiongkok Putuskan untuk Ambil Tindakan Balasan terhadap Perusahaan Militer AS dan Para Eksekutif Seniornya
International
Eko Satrio Wibowo

Lin Jian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Pemerintah Tiongkok telah memutuskan untuk mengenakan tindakan balasan terhadap 13 perusahaan militer AS dan enam eksekutif seniornya atas penjualan senjata ke wilayah Taiwan di Tiongkok, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam konferensi pers pada hari Kamis (5/12).
Pengumuman tersebut juga dipublikasikan di situs web resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok menjelang konferensi pers di Beijing.
Tindakan balasan itu meliputi pembekuan harta bergerak, tidak bergerak, dan semua jenis harta lainnya di Tiongkok milik 13 perusahaan militer AS dan enam eksekutif senior tersebut. Tindakan ini juga melarang mereka terlibat dalam transaksi, kerja sama, atau kegiatan lainnya dengan organisasi dan individu di Tiongkok. Selain itu, para eksekutif senior tersebut akan ditolak visanya dan dilarang masuk ke Tiongkok, termasuk Hong Kong dan Makau.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok juga mengatakan keputusan tersebut akan berlaku efektif pada tanggal 5 Desember 2024.
"Persoalan Taiwan merupakan inti dari kepentingan inti Tiongkok. Baru-baru ini, Amerika Serikat sekali lagi mengumumkan rencana penjualan senjata ke wilayah Taiwan, yang secara serius melanggar prinsip satu Tiongkok dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS, yang berarti campur tangan serius dalam urusan dalam negeri Tiongkok, dan yang secara serius merusak kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok. Menurut ketentuan yang relevan dari Undang-Undang Anti-Sanksi Asing Tiongkok, Tiongkok telah memutuskan untuk mengambil tindakan balasan terhadap perusahaan militer AS terkait dan para eksekutif senior," ujar Lin.
"Tiongkok mendesak Amerika Serikat untuk mematuhi prinsip satu Tiongkok dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS, terutama Komunike 17 Agustus, menghentikan penjualan senjata ke Taiwan dan berhenti bersekongkol dan mendukung pasukan separatis di Taiwan yang sedang mencari kemerdekaan dengan membangun militernya," katanya.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
