Rabu, 26 Februari 2025 10:46:5 WIB
BRICS Menyediakan Opsi Baru Untuk Tatanan Keuangan Global
Ekonomi
Endro

Li Min/China Daily
BEIJING, Radio Bharata Online - Dengan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, lanskap geopolitik dan ekonomi akan mengalami perubahan signifikan, khususnya dalam hal dominasi dolar AS dalam perdagangan global.
Perluasan BRICS yang sekarang dikenal sebagai BRICS plus dengan masuknya negara-negara seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, telah menimbulkan kekhawatiran di Washington, karena kelompok tersebut berupaya mengurangi ketergantungan negara-negara anggotanya pada dolar, dengan menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan intra-BRICS, dan mungkin menciptakan mata uang global alternatif.
Ancaman pemerintahan AS yang baru untuk mengenakan tarif 100 persen pada impor dari negara-negara anggota BRICS jika mereka mengejar de-dolarisasi, merupakan indikasi dari pertempuran ideologis yang membayangi keuangan global.
Sementara Tiongkok sebagai pusat kekuatan ekonomi dalam BRICS, telah lama mendorong perdagangan global yang bebas dan nyaman. Sebagaimana dibuktikan oleh pergeseran baru-baru ini ke arah penggunaan mata uang negara-negara anggota BRICS dalam perdagangan bilateral, landasan bagi sistem keuangan alternatif secara perlahan mulai terbentuk.
Bank Pembangunan Baru BRICS dan Bank Investasi Infrastruktur Asia sudah berupaya untuk menyediakan pembiayaan bagi lebih banyak negara.
Sistem keuangan global sudah menunjukkan tanda-tanda pergeseran bertahap dari dolar, dan sikap konfrontatif pemerintah AS dapat mempercepat pergeseran ini, karena beberapa negara seperti Rusia dan Iran, telah lama dikecualikan dari sistem keuangan yang dipimpin AS karena sanksi.
Selain itu, tarif yang diusulkan Trump dapat merugikan AS dan ekonomi negara lain, karena tarif tersebut akan meningkatkan inflasi dan menaikkan anggaran rumah tangga AS. Produk dari negara anggota BRICS, seperti barang elektronik dari Tiongkok, kopi dari Brasil, dan mineral dari Afrika Selatan, akan menjadi lebih mahal, sehingga memperburuk rantai pasokan global yang sudah rapuh. Hal ini akan berdampak secara tidak proporsional pada keluarga berpenghasilan rendah di AS, yang bertentangan dengan janji Trump untuk "Membuat Amerika Hebat Lagi". (chinadaily)
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB

Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB

Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB

Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB

Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB

Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
