Senin, 10 Februari 2025 12:54:1 WIB

Lebih dari 20 Juta Konsumen Tiongkok Ajukan Permohonan Aubsidi Tukar Tambah Produk Elektronik
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Konsumen sedang memeriksa smartphone baru di sebuah toko di Beijing (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Lebih dari 20 juta konsumen telah mengajukan subsidi tukar tambah produk elektronik Tiongkok sejak pemerintah meluncurkan program pro-konsumsi baru tiga minggu lalu, sebagai tambahan terhadap rencana aksi yang diadopsi pada Maret 2024 untuk mendorong pembaruan peralatan skala besar dan tukar tambah barang-barang konsumen, menurut data resmi terbaru yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok pada hari Minggu (9/2).

Data Kementerian Perdagangan Tiongkok menunjukkan bahwa sekitar 20,09 juta konsumen mengajukan subsidi untuk membeli 25,41 juta unit produk elektronik seperti ponsel hingga Sabtu (8/2).

Tiongkok mulai menawarkan subsidi untuk tukar tambah produk elektronik sejak 20 Januari 2025 karena negara tersebut memperluas cakupan program tukar tambah barang-barang konsumen untuk lebih meningkatkan konsumsi, yang memberi konsumen hingga 500 yuan (sekitar 1,1 juta rupiah) per unit untuk pembelian produk digital.

Raksasa pembayaran kartu China UnionPay mengatakan telah mencatat 6,27 juta transaksi bersubsidi dengan nilai penjualan mencapai 20,58 miliar yuan (sekitar 46 triliun rupiah) dalam periode pelaporan.

Menurut data pasar, didorong oleh insentif pemerintah, penjualan ponsel di Tiongkok melonjak 74 persen dalam volume dan 65 persen dalam nilai setiap minggunya pada minggu sebelum Festival Musim Semi, yang jatuh pada 29 Januari tahun ini.

Pengadopsian rencana aksi pada Maret 2024 untuk mendorong pembaruan peralatan skala besar dan tukar tambah barang-barang konsumen merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan permintaan domestik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Data resmi menunjukkan bahwa skema tukar tambah tersebut meningkatkan penjualan mobil sebesar 920 miliar yuan (sekitar 2.058 triliun rupiah) tahun lalu, dan penjualan peralatan rumah tangga sebesar 240 miliar yuan (sekitar 537 triliun rupiah).

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner