Senin, 11 Agustus 2025 20:33:51 WIB

Kabel Bawah Laut yang Didukung Tiongkok Perkuat Masa Depan Energi Bersih bagi Pulau Kreta di Yunani

International

Eko Satrio Wibowo

Pulau Kreta, Radio Bharata Online - Sebuah proyek kabel listrik bawah laut yang besar telah berhasil menghubungkan Pulau Kreta di Yunani ke jaringan listrik daratan negara tersebut, menandai tonggak transformatif dalam transisi energi bersih di kawasan Mediterania dan contoh penting kerja sama energi antara Eropa dan Tiongkok.

Interkoneksi Ariadne, yang didukung oleh State Grid Tiongkok, telah membuahkan hasil dan membantu negara Eropa tersebut mencapai target iklimnya.

Membentang sepanjang 335 kilometer melintasi Laut Aegea dan menyelam lebih dari 1.000 meter di kedalaman, kabel ini termasuk di antara kabel listrik arus searah tegangan tinggi atau high-voltage direct current (HVDC) terdalam di dunia.

Kabel itu menghubungkan Heraklion, kota terbesar sekaligus ibu kota administratif Kreta, dengan ibu kota Yunani, Athena, yang memungkinkan transmisi listrik hingga satu gigawatt. Infrastruktur penting ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Kreta pada pembangkit listrik berbahan bakar minyak yang sudah usang.

Dengan beralih ke daya yang lebih bersih dan stabil dari daratan, proyek ini diharapkan dapat mengurangi lebih dari 400.000 ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya dan menghemat jutaan euro biaya bahan bakar.

"Ini adalah proyek bersejarah. Proyek ini melindungi lingkungan kita, mendukung pariwisata, dan menghadirkan ketahanan energi yang sesungguhnya bagi Kreta -- sesuatu yang telah kita nantikan selama puluhan tahun," ujar Stavros Arnaoutakis, Gubernur Pulau Kreta.

Didanai oleh Operator Transmisi Daya Independen atau Independent Power Transmission Operator  (IPTO) Yunani dan 20 persen sahamnya dimiliki oleh State Grid Tiongkok, proyek senilai 1,1 miliar euro (sekitar 20,8 triliun rupiah) itu telah menjalani uji coba dan diperkirakan akan mulai beroperasi secara komersial penuh pada musim gugur ini.

Keberhasilan implementasi proyek tersebut menyoroti semakin besarnya peran kemitraan internasional dalam memajukan infrastruktur berkelanjutan.

"State Grid akan terus mempromosikan keterbukaan dan kerja sama serta bekerja sama dengan mitra seperti IPTO untuk mendorong pertukaran profesional, berbagi keahlian, dan memajukan tujuan bersama seperti ketahanan energi dan pembangunan rendah karbon," kata Qi Qu, Eksekutif Senior dari State Grid International Development Company Tiongkok.

Setiap lini proyek itu telah lulus uji beban penuh. Para insinyur mengatakan sistem ini siap menyalurkan listrik bersih dan andal sepanjang tahun, bahkan selama musim puncak pariwisata Kreta.

"Ini adalah teknologi HVDC tercanggih. Stabil, efisien, dan memberi kami ruang untuk memperluas energi terbarukan di pulau ini," kata Christangelos Stamatelos, Direktur Proyek di IPTO.

Proyek ini selaras dengan target iklim Uni Eropa 2030, menjadikan Kreta sebagai penghubung penting dalam masa depan energi Eropa.

"Potensi energi bersih Kreta sangat besar. Dengan penghubung ini, kami akhirnya dapat memanfaatkannya dalam skala besar dan menyalurkannya ke tempat yang membutuhkan," jelas Stamatelos.

Dengan sumber daya angin dan surya yang melimpah, Kreta pada akhirnya dapat menyalurkan hingga 2,5 gigawatt listrik terbarukan yang dihasilkan secara lokal kembali ke jaringan listrik daratan Yunani, mengubah pulau ini dari konsumen energi menjadi pengekspor.

"Kreta tidak lagi berada di pinggir. Kami menjadi pusat energi bagi Mediterania -- mendukung masa depan bersih Yunani dan Eropa," ujar Arnaoutakis.

Seiring Eropa mempercepat transisi energinya, Interkoneksi Ariadne berdiri sebagai simbol kemitraan lintas benua, yang menghubungkan benua, ekonomi, dan visi energi bersih di bawah laut.

Komentar