Selasa, 12 November 2024 11:12:18 WIB

Konferensi COP29 Resmi Dimulai, Utusan Tiongkok Tekankan Pentingnya Kerja Sama Multilateral untuk Perubahan Iklim
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Liu Zhenmin, Utusan Khusus Tiongkok untuk Perubahan Iklim (CMG)

Baku, Radio Bharata Online - Utusan khusus Tiongkok untuk perubahan iklim telah menyerukan peningkatan kerja sama multilateral terkait perubahan iklim di sela-sela sesi ke-29 Konferensi Para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) atau COP29 yang dimulai di ibu kota Azerbaijan, Baku, pada hari Senin (11/11).

Konferensi iklim tahun ini ditujukan untuk mencari tujuan pendanaan perubahan iklim baru guna menggantikan target kolektif yang ada, yakni memobilisasi dan menyediakan 100 miliar dolar AS (sekitar 1.576 triliun rupiah) per tahun oleh negara-negara maju untuk mendukung negara-negara berkembang.

Konferensi yang dijadwalkan pada tanggal 11-22 November 2024 itu juga akan berfokus pada topik-topik seperti pasar perdagangan karbon global, serta transisi energi global dari bahan bakar fosil.

Memimpin delegasi Tiongkok ke COP29, Liu Zhenmin, yang ditunjuk sebagai utusan khusus Tiongkok untuk perubahan iklim pada bulan Januari 2024, mengatakan bahwa ia berharap konsensus dapat dicapai pada serangkaian topik utama selama konferensi tersebut.

"Kami akan dengan sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab delegasi Tiongkok dan memajukan kemajuan COP29 dalam mengimplementasikan dan mewujudkan Perjanjian Paris secara aktif, khususnya pada isu-isu utama yang disorot selama pertemuan tersebut, termasuk pendanaan iklim dan peningkatan eksperimen perubahan iklim di negara-negara berkembang, di antara banyak topik lain yang kami harap dapat mencapai konsensus sesegera mungkin," kata Liu.

Ia menekankan bahwa sangat penting bagi negara-negara di seluruh dunia untuk menunjukkan tekad mereka dalam mendukung multilateralisme dan kerja sama multilateral dalam perubahan iklim dengan latar belakang dunia yang kompleks dan tidak stabil.

"Mengingat perubahan signifikan dalam lanskap internasional saat ini, ada kekhawatiran yang meluas tentang dukungan untuk kerja sama multilateral dalam perubahan iklim oleh negara-negara maju setelah pemilihan umum AS dan pemilihan umum di negara-negara anggota UE dan Parlemen Eropa. Tekanan kemerosotan ekonomi global tetap besar, namun kerja sama antarnegara sangat penting dan tak tergantikan. Oleh karena itu, kami berharap negara-negara dapat menunjukkan komitmen kuat mereka untuk mendukung multilateralisme dan kerja sama multilateral dalam perubahan iklim melalui COP29," jelas Liu.

COP (Conference of the Parties) atau Konferensi Para Pihak, merujuk pada serangkaian pertemuan formal dengan pemerintah menilai upaya global untuk memajukan Perjanjian Paris dan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, dengan tujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner