Selasa, 30 Mei 2023 11:10:5 WIB

Tiongkok dan Jepang Kompak Doa Bersama, Takut AS Bangkrut Akibat Gagal Bayar Utang
Ekonomi

AP Wira

banner

Tiongkok bersama Jepang mendoakan AS tidak mengalami gagal bayar utang. FOTO/Reuters

JAKARTA, Radio Bharata Online  - Amerika Serikat (AS) menuju gagal bayar utang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Terkait dengan hal ini Tiongkok dan Jepang berdoa bersama karena takut jika kebangkrutan itu benar-benar terjadi. Seperti diketahui, Tiongkok dan Jepang adalah investor terbesar dalam utang AS. Kedua negara itu memiliki pundi-pundi USD2 triliun atau melebihi seperempat dari USD7,6 triliun sekuritas treasury AS yang dipegang negara-negara asing.

Mengutip CNN International, Beijing mulai meningkatkan pembelian treasury AS pada 2000, ketika AS secara efektif mendukung China masuk Organisasi Perdagangan Dunia, yang memicu ledakan ekspor.

China lantas menghasilkan dolar AS dalam jumlah besar dan membutuhkan tempat yang aman untuk menyimpannya. Obligasi treasury AS secara luas dianggap sebagai salah satu investasi teraman, dan kepemilikan Tiongkok atas utang pemerintah AS menggelembung dari USD101 miliar hingga mencapai USD1, 3 triliun pada 2013.

Selama lebih dari satu dekade, Tiongkok menjadi kreditur asing terbesar AS. Tetapi meningkatnya ketegangan dengan pemerintahan Donald Trump pada 2019 membuat Beijing mengurangi kepemilikan dan Jepang melampaui Tiongkok sebagai kreditur utama tahun itu.

Sekedar informasi, Tokyo sekarang memegangUSD1,1 triliun, sedangkan China USD870 miliar,  dan eksposur besar itu menjadikan kedua negara rentan terhadap potensi jatuhnya nilai Departemen Keuangan AS jika skenario kiamat di Washington itu benar-benar terjadi.

Josh Lipsky dan Phillip Meng, analis dari Pusat GeoEconomics Dewan Atlantik mengatakan, "Kepemilikan treasury Jepang dan Tiongkok yang besar dapat merugikan mereka jika nilai treasuries anjlok,"

Jatuhnya nilai treasuries akan menyebabkan penurunan cadangan devisa Jepang dan Tiongkok. Itu berarti mereka akan memiliki lebih sedikit uang yang tersedia untuk membayar impor penting untuk melunasi hutang luar negeri mereka sendiri, atau menopang mata uang nasional mereka. Apabila AS benar-benar gagal bayar utang, risiko nyata berasal dari kejatuhan ekonomi global dan kemungkinan resesi AS menjadi ancaman bagi negara lain.

Tiongkok dan Jepang bergantung pada ekonomi terbesar dunia untuk mendukung perusahaan dan pekerjaan di dalam negeri. Di sektor perdagangan seperti ekspor sangat penting bagi Tiongkok, karena pilar ekonomi lain sepertireal estatterguncang. Ekspor menghasilkan seperlima dari PDB Tiongkok dan menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 180 juta orang.

Meskipun ketegangan geopolitik meningkat, AS tetap menjadi mitra dagang tunggal terbesar Tiongkok.  Begitu juga dengan Jepang, AS menjadi tujuan perdagangan terbesar kedua. Pada 2022, perdagangan AS-Tiongkok mencapai rekor tertinggisebesar USD691 miliar dan eksporJepang ke AS meningkat 10%.

SINDOnews

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner