Kamis, 26 September 2024 9:53:27 WIB

Indonesia Serukan Aksi Global Untuk Atasi Ancaman Kenaikan Permukaan Laut
International

Endro

banner

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi “Sea Level Rise" yang membahas mengenai ancaman eksistensial, yang ditimbulkan oleh kenaikan permukaan laut, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di New York.

NEW YORK, Radio Bharata Online – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi “Sea Level Rise" yang membahas mengenai ancaman eksistensial, yang ditimbulkan oleh kenaikan permukaan laut, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di New York.

Menlu Retno menegaskan, bahwa dampak kenaikan permukaan laut tidak hanya dirasakan oleh negara-negara pesisir, tetapi juga oleh komunitas yang terletak jauh di daratan. Hal ini menjadikan kenaikan permukaan laut sebagai krisis global yang memerlukan aksi segera.

Dalam pertemuan itu, Menlu Retno mengusulkan tiga poin penting, yaitu :

Pertama, diperlukan aksi iklim yang lebih ambisius untuk atasi pemanasan global. Target 1,5 derajat Celsius adalah harga mati. Untuk mencapainya, diperlukan pembagian beban yang adil, dan bukan sekedar pengalihan beban.

Kedua, menyerukan pentingnya penguatan kerja sama internasional dalam menghadapi kenaikan permukaan laut. Penekanan diberikan pada upaya peningkatan kapasitas, bantuan teknis, dan langkah kolektif untuk menggalang sumber daya, termasuk pembiayaan dan teknologi yang dapat diakses oleh semua negara.

Ketiga, memperkuat kehendak politik global untuk atasi dampak kenaikan permukaan laut, yang meliputi hilangnya wilayah dan terganggunya mata pencaharian.

Dikutip dari laman Kemlu, Menlu Retno juga  mengusulkan  perlunya agenda  global  khusus tentang  kenaikan permukaan laut, dan menyerukan penguatan kerangka hukum internasional, yang mampu melindungi kedaulatan negara dan penduduk. Pertemuan Tingkat Tinggi 'Sea Level Rise' dihadiri 128 negara, dan membahas upaya bersama untuk mengatasi kenaikan permukaan laut, termasuk melalui pendanaan iklim, kedaulatan wilayah dan batas zona maritim negara, serta pengambilan keputusan berbasis data ilmiah. (Kemlu)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner