Selasa, 8 November 2022 7:32:3 WIB

Dua Sisi Mata Pedang Timnas Indonesia di Piala AFF 2022
Olahraga

Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online

banner

Dua Sisi Mata Pedang Timnas Indonesia di Piala AFF 2022

Radio Bharata Online - Timnas Indonesia kemungkinan besar akan tampil di Piala AFF 2022 dengan kondisi yang kurang ideal. Namun, situasi ini bisa menjadi dua sisi mata pedang bagi skuad Garuda.
Piala AFF 2022 akan berlangsung mulai 20 Desember atau satu bulan dua pekan lagi. Masalahnya kompetisi sepak bola Indonesia sudah terhenti selama satu bulan satu pekan. Belum diketahui kapan liga akan berlanjut.

Tanpa bertanding dalam kompetisi diyakini pemain Timnas akan datang ke kejuaraan ASEAN dwitahunan itu dengan kondisi tidak prima. Kalaupun prima, sentuhan pemain dipercaya menurun tajam karena lama tidak bertanding.
Ini berbeda dengan pemain-pemain Vietnam dan Thailand sebagai dua calon kuat juara yang masih bertanding dalam kompetisi. Karenanya pula asa untuk meraih gelar untuk pertama kalinya bisa pupus lagi.

Namun demikian kondisi ini bukan jaminan. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa Vietnam dan Thailand, juga Malaysia lebih berpeluang daripada Indonesia. Banyak faktor yang bisa menentukan sebuah prestasi.
Jika ditilik ke belakang, Timnas Indonesia selalu tampil di Piala AFF dengan kondisi tidak ideal. Dalam satu dekade terakhir misalnya, pelatih tim Garuda tak bisa memanggil semua pemain sesuai kebutuhan.

Ini karena ada kebijakan dari PSSI, operator liga, dan klub untuk membatasi jumlah pemain yang dipanggil. Pada saat yang sama ada keributan di federasi. Hanya pada edisi 2020 (2021) saja kondisi agak ideal.
Pada 2012 sedang terjadi dualisme federasi dan kompetisi. Saat itu pemain yang dipanggil tak merepresentasikan kekuatan sesungguhnya Indonesia. Kemudian pada 2014, 2016, dan 2018 ada pembatasan pemanggilan pemain.

Kini dua kondisi tersebut tak akan menghalangi, tetapi situasinya tak jauh lebih baik. Shin Tae Yong dipastikan tak bisa memilih pemain berdasarkan analisis performa pemain saat tampil dalam kompetisi.
Positifnya Shin bisa mengumpulkan pemain lebih cepat. Persiapan panjang bisa digeber. Jika biasanya persiapan menuju Piala AFF hanya satu hingga dua pekan, kini bisa bersiap dengan durasi lebih panjang.

Shin, lewat PSSI, pun telah menetapkan Timnas Indonesia bakal menggelar pemusatan latihan di Bali. Hanya saja PSSI belum merilis daftar pemain yang dipanggil dan kapan pemusatan latihan tersebut akan dimulai.
Sepak bola mengajarkan bahwa haram hukumnya kalah sebelum bertanding. Begitupun Timnas Indonesia tak sepantasnya merasa kalah sebelum tampil di dalam kejuaraan.
Kecerdikan Shin Tae Yong sebagai nahkoda akan diuji. Bisakah pelatih yang mendampingi Korea Selatan tampil di Piala Dunia 2018 itu merestorasi kondisi tidak ideal menjadi faktor pelontar kesuksesan?

Saat tampil di Piala AFF 2020 (2021) Shin bisa membangkitkan mentalitas skuad yang didominasi pemain muda macam Pratama Arhan, Witan Sulaeman, hingga Rachmat Irianto.
Meski minim jam terbang internasional, mereka mampu tampil garang meski akhirnya masuk angin saat final. Namun, status runner up dianggap hasil yang tak mengecewakan.

Selanjutnya Shin menunjukkan kelasnya dengan bisa meloloskan Fachruddin Aryanto ke putaran final Piala Asia 2023. Ini kejutan sebab Timnas berjuang lewat jalur play off dan tak diunggulkan saat kualifikasi.
Kabar baiknya, ada dua hingga tiga pemain naturalisasi yang kemungkinan bisa tampil. Sudah begitu pemain-pemain yang berkarier di luar negeri sejauh ini tidak ada kendala untuk tampil di Piala AFF 2022.

Pemain yang naturalisasinya sedang diproses dan diyakini akan rampung sebelum kejuaraan adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama. Nama terakhir prosesnya masih agak panjang dibanding dua nama pertama.
Adapun pemain yang berkarier di luar negeri adalah Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam Bahar, Saddil Ramdani, dan Elkan Baggott kansnya tampil cukup besar jika melihat kalender kompetisi.

Hanya Baggott yang kemungkinan perlu diplomasi besar. Dalam hal ini peran PSSI untuk melobi klub Baggott, Gillingham FC akan menjadi ujung tombak. Setidaknya skema seperti Piala AFF 2020 bisa menjadi opsi pemanggilan Baggott.
Pemain-pemain yang namanya disebutkan itu, jika tidak ada kendala, akan membela Timnas Indonesia dengan kondisi terbaik. Artinya hanya pemain-pemain yang main di Liga 1 saja yang perlu mendapat sentuhan besar.

Dalam artian Shin bisa menempa pemain ini untuk berada dalam kondisi maksimal, seperti pemain yang main di luar negeri. Bagaimana Shin mengemas program pemusatan latihan setidaknya akan menjadi tolok ukur kesiapan.
Dengan demikian berhentinya kompetisi kasta teratas sepak bola Indonesia ibarat dua mata pedang. Kondisi ini bisa memenggal kondisi terbaik Timnas Indonesia, juga bisa untuk menebas lawan walaupun kondisinya lebih ideal, di kutip dari CNN Indonesia.com.

 

Komentar

Berita Lainnya

Jokowi Sambut Presiden FIFA di Istana Merdeka Olahraga

Selasa, 18 Oktober 2022 13:40:25 WIB

banner