Rabu, 1 Maret 2023 10:25:3 WIB

Perusahaan AS Tertarik oleh Besarnya Daya Beli Konsumen Tiongkok
Ekonomi

Endro

banner

Orang-orang berbelanja di pusat perbelanjaan di Changchun, Provinsi Jilin, Tiongkok timur laut, pada 23 Januari 2023. (Xinhua/Xu Chang)

BEIJING, Radio Bharata Online - Perusahaan-perusahaan besar AS dari raksasa makanan hingga merek fesyen meningkatkan taruhan mereka di pasar besar Tiongkok, untuk mengantisipasi keinginan konsumen Tiongkok membelanjakan kelebihan tabungan mereka, dan pemulihan cepat untuk ekonomi terbesar kedua di dunia, setelah negara ini mengoptimalkan manajemen COVID-19.

Terlepas dari dorongan pemerintah AS untuk pemisahan ekonomi dari Tiongkok, tindakan bisnis AS menunjukkan bahwa mereka masih memperimbangkan Tiongkok sebagai pasar dengan peluang besar, sementara banyak ekonomi lainnya menghadapi perlambatan.

Kepada Global Times, Para ahli ekonomi Tiongkok mengatakan, beberapa perusahaan AS telah mengumumkan rencana mereka untuk memperluas operasi di Tiongkok.

Sebagai contoh, Tyson Foods China and Korea dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Global Times pada hari Selasa, mengemukakan rencana

untuk membuka dua pabrik baru di Nantong, Provinsi Jiangsu Tiongkok Timur dan Xiaogan, Provinsi Hubei Tiongkok Tengah pada paruh pertama tahun ini.

Sementara Tapestry, pengecer AS pemilik merek Coach, dan Kate Spade, bekerja sama dengan merek lokal White Rabbit, melakukan ekspansi di pasar Tiongkok.

Yann Bozec, presiden Tapestry Asia Pasifik, dan CEO sekaligus presiden Coach China, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Global Times, bahwa pasar Tiongkok adalah sumber inspirasi yang tidak ada habisnya bagi perusahaan, untuk mencari terobosan dan inovasi.

Dan, Starbucks berencana untuk meningkatkan jumlah tokonya di Tiongkok menjadi 9.000, dan menggandakan pendapatan bersihnya pada tahun 2025.

Ekspansi tersebut terjadi karena Tiongkok mengoptimalkan manajemen pandemi, seiring dengan pertumbuhan tabungan rumah tangga Tiongkok selama tiga tahun terakhir, dan rencana untuk meningkatkan konsumsi sebagai penggerak utama ekonomi tahun ini.  (GT)

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner